Tautan-tautan Akses

Trump Didesak Angkat Isu HAM dalam Pembicaraan dengan Presiden China


Presiden Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping saat jamuan makan malam di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, 6 April 2017. (AP Photo/Alex Brandon).
Presiden Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping saat jamuan makan malam di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, 6 April 2017. (AP Photo/Alex Brandon).

Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu di tempat peristirahatan Trump di Palm Beach, Florida, untuk membahas isu-isu hubungan bilateral dan global. Xi tiba di Amerika Serikat Kamis malam.

Pembicaraan tertutup mereka diperkirakan terfokus pada defisit perdagangan AS dengan China, namun dipastikan akan mencakup Korea Utara. Reporter VOA Zlatica Hoke melaporkan, Trump juga didesak untuk mengangkat isu-isu pelanggaran HAM China.

Trump menyambut sejawatnya dari China dengan hangat, meskipun sebelumnya berjanji akan melakukan konfrontasi dengan China terkait isu-isu perdagangan dan finansial.

Ketika memberikan sambutan selamat datang untuk Presiden Xi dan rombongan Kamis malam (6/4), Presiden Trump secara terang-terangan di antaranya mengatakan:

“Kami sudah berdiskusi panjang lebar, dan sejauh ini saya tidak mendapatkan apa pun, benar-benar kosong. Tetapi, kami telah mengembangkan persahabatan, saya dapat melihat hal itu dan saya kira kami akan memiliki hubungan yang sangat, sangat baik. Saya sangat mengharapkan hal itu.”

Saat tiba di Mar-a-Lago, Xi disambut para pendukungnya dan spanduk-spanduk ucapan selamat datang. Namun, di jalan-jalan di dekatnya, sejumlah demonstran tampak berjejer memrotes catatan HAM China. Para pemrotes mengenai berbagai hal di China itu datang dengan persiapan matang.

"Kami datang ke sini dua hari sebelumnya. Kami telah mengecek tempat ini secara seksama. Pastinya akan sulit. Namun kami harus mencari tahu bagaimana caranya mendekati Xi seandainya ada pemblokiran jalan-jalan lain. Kami harus memastikan para pembantu Xi tahu, bahwa para pejabat pemerintah daerah China melakukan kekeliruan dan meminta Xi menegakkan keadilan," kata Xianhua Ning, seorang pemrotes.

Chris Smith, anggota fraksi Republik di DPR dari New Jersey, mengatakan kepada VOA, Presiden Trump harus mempersoalkan catatan HAM China dalam pembicaraan dengan Xi.

"Kita tahu akan ada pembahasan mengenai Korea Utara dan itu sangat pantas. Korea Utara merupakan ancaman bagi Korea Selatan dan negara-negara lain di wilayah itu. Namun Presiden harus mengangkat isu pelanggaran HAM secara tegas, hal yang tidak pernah dilakukan oleh pemerintahan Obama. Sungguh menyedihkan bahwa Xi Jinping bersaing dengan Korea Utara dalam hal menyiksa warganya sendiri, memaksa perempuan melakukan aborsi, dan sejumlah pelanggaran HAM buruk lainnya. Itu semua kejahatan terhadap kemanusiaan," jelas Chris Smith.

Smith mengatakan Amerika Serikat merupakan pasar yang sangat besar bagi barang-barang China, dan Trump bisa memangkas pasar itu jika Beijing tidak memperbaiki catatan HAM-nya.

Para analis mengatakan, Presiden China datang dengan persiapan matang untuk menghadapi pembicaraan yang sulit.

"Komunitas yang menangani kebijakan luar negeri China telah dikerahkan untuk memberi Xi berbagai informasi yang diperlukan mengenai isu-isu apa yang harus diangkat, bagaimana menunjukkan sikap yang kooperatif kepada Trump, dan khususnya saya meramalkan, China mengirim Xi ke sini dengan paket hadiah yang sangat besar dan murah hati," kata Yun Sun, pakar masalah China dari Stimson Center.

Yun Sun mengatakan kepada VOA, Trump membutuhkan dana bagi perbaikan infrastruktur sebagaimana yang dijanjikannya kepada para pemilihnya, dan China bisa membantunya melalui investasi. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG