Tautan-tautan Akses

Trump: AS Tetap Mitra Kokoh Saudi Meski Ada Kasus Pembunuhan Jurnalis


Presiden AS Donald Trump (kanan) saat menerima Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, 20 Maret 2018 lalu (foto: dok).
Presiden AS Donald Trump (kanan) saat menerima Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, 20 Maret 2018 lalu (foto: dok).

Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah memberikan isyarat bahwa Amerika akan tetap menjadi mitra “kokoh” Arab Saudi, meskipun telah terjadi pembunuhan brutal dan mutilasi terhadap kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober lalu. Jamal Khashoggi adalah warga Saudi yang bermukim di Amerika.

Pernyataan itu muncul setelah laporan CIA menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohamed bin Salman memerintahkan pembunuhan itu.

Pembunuhan brutal terhadap seorang wartawan Saudi yang kritis di konsulat Saudi di Istanbul telah menarik perhatian dunia selama tujuh minggu hingga sekarang. Selasa (20/11) adalah hari ketika pemerintahan Trump mencapai kesimpulan tentang siapa yang bertanggung jawab dan apa dampak pembunuhan itu terhadap hubungan AS-Saudi. Presiden Donald Trump menjelaskan bahwa ia berdiri teguh dengan Arab Saudi, meskipun ia mengakui Putra Mahkota Mohammed bin Salman mungkin mengetahui tentang operasi Saudi bulan lalu untuk membunuh Khashoggi dan “membuang tubuhnya.”

Presiden Trump mengatakan, “Ini adalah persamaan yang sangat sederhana bagi saya. Saya mementingkan Membuat Amerika Hebat Lagi dan saya memilih Mendahulukan Amerika.”

Mengutip penjualan senjata Amerika ke Arab Saudi dan produksi minyak negara itu, Presiden Trump mengatakan dia tidak akan menghancurkan ekonomi global dan merugikan lapangan pekerjaan di Amerika dengan mengambil “tindakan bodoh” terhadap Arab Saudi.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyuarakan posisi Presiden Trump tersebut dan tidak menjawab secara langsung ketika ditanya bagaimana ia akan membedakan peran Kerajaan Arab Saudi dan peran Pangeran Saudi Mohammad bin Salman dalam pembunuhan itu.

Menteri Luar Negeri Pompeo menjelaskan, “Jadi, itu adalah dunia jahat dan di luar sana, di Timur Tengah khususnya. Ada kepentingan Amerika yang penting untuk menjaga keamanan rakyat Amerika.”

Pernyataan Trump maupun Pompeo itu disampaikan setelah adanya laporan yang menurut CIA sangat meyakinkan bahwa Putra Mahkota yang dikenal dengan inisialnya, MBS, memerintahkan pembunuhan Khashoggi, yang dilakukan oleh anggota lingkaran dalamnya. Sejumlah analis kebijakan luar negeri dengan tajam mengecam pernyataan Trump.

Aaron David Miller dari lembaga kajian kebijakan luar negeri, Wilson Center, mengatakan, “Maksud saya dalam satu pernyataan, Presiden Amerika Serikat telah menyepelekan komunitas intelijen Amerika di satu sisi, dan meningkatkan kredibilitas rezim yang jelas-jelas melakukan pembunuhan terencana dan disengaja terhadap penduduk Virginia Utara, orang yang baik, seorang koresponden Washington Post dan demi kepentingan pengungkapan penuh. Dia adalah seorang teman dan seseorang yang hendak datang ke Wilson Center sebagai jurnalis Arab yang melakukan penelitian.”

Dr. Miller menambahkan bahwa mendukung Putra Mahkota Saudi setelah pembunuhan keji dan memalukan itu bertentangan dengan nilai-nilai dan kepentingan Amerika, dan memberikan pertanda yang salah mengingat fakta bahwa pangeran muda itu bisa menjadi raja Arab Saudi selama 50 tahun.

Kritik juga muncul di media sosial, termasuk cuitan di Twitter dari Senator Demokrat, Tim Kaine. Beberapa anggota Kongres dari kedua partai telah menjanjikan tindakan yang lebih keras terhadap Arab Saudi ketika mereka kembali ke gedung Kongres Capitol Hill setelah hari libur Thanksgiving atau Hari Bersyukur. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG