Tautan-tautan Akses

Trump Ancam Irak dan Iran, Harga Minyak Kembali Memanas


Lapangan minyak al-Zubair dekat Basra, Irak, 15 Juli 2018.
Lapangan minyak al-Zubair dekat Basra, Irak, 15 Juli 2018.

Harga minyak melonjak hampir lebih dari 2 persen, Senin (6/1), setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menerapkan sanksi terhadap Irak di tengah memanasnya ketegangan di Timur Tengah. Harga minyak jenis Brent naik hingga lebih dari AS$70 per barrel.

Minyak Brent terkerek hingga AS$70,27 per barrel. Brent mencatat kenaikan sebanyak AS$1.67 atau 2,4% dari harga penutupan pada Jumat (3/1).

Harga minyak AS, jenis West Texas Intermediate (WTI), naik sebanyak AS$1,34 atau 2,1 persen menjadi AS$64,39 per barel. Sebelumnya WTI sempat menyentuh AS$64,44 per barrel, yang merupakan harga tertinggi sejak April.

Kenaikan pada Senin melanjutkan kenaikan sebanyak lebih dari 3 persen pada Jumat (3/1), setelah serangan udara AS menewaskan Komandan Militer Iran Jenderal Qassem Soleimani pada Jumat. Tewasnya Soleimani meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Timur Tengah. Hal itu akan mengganggu suplai minyak dari Kawasan tersebut, yang menyumbang hampir separuh dari produksi minyak dunia.

Minggu (5/1), Presiden Trump mengancam akan menerapkan sanksi terhadap Irak, jika negara itu memaksa mengusir pasukan AS dari Irak. Irak adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di antara anggota Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Baghdad sebelumnya menyerukan kepada AS dan pasukan-pasukan lainnya untuk meninggalkan Irak.

Trump juga mengatakan AS akan membalas Iran jika Teheran menyerang AS untuk membalas pembunuhan Soleimani.

Menurut Ayham Kamel, analis pada Eurasia Group, dalam memonya, insiden itu akan “memicu siklus panjang eskalasi Kawasan dengan risiko yang signifikan terhadap asset-aset AS and infrastruktur energi di Timur Tengah.

“Namun risiko akan konflik terbatas tetap nyata. Hal itu akan termasuk penyerangan-penyerangan penting yang dilakukan Iran terhadap target-target energi di Teluk dan konflik laut langsung antara AS dan Iran,” kata Kamel.

Perusahaan konsultan itu memperkirakan harga minyak pada 2020 akan bergerak antara AS$65 hingga AS$75 per barrel berdasarkan kenaikan risiko terhadap infrastruktur minyak di kawasan tersebut. [ft/rw]

XS
SM
MD
LG