Tautan-tautan Akses

Trump Kemungkinan Izinkan Arsip Pembunuhan Kennedy Diungkap ke Publik


Poster mendiang Presiden John F. Kennedy dipajang di depan Kennedy Center di Washington DC (foto: ilustrasi).
Poster mendiang Presiden John F. Kennedy dipajang di depan Kennedy Center di Washington DC (foto: ilustrasi).

Presiden Donald Trump terbang menuju Dallas pada malam sebelum tenggat perilisan berkas terakhir dokumen yang mungkin dapat lebih menjelaskan saat paling gelap dalam sejarah kota di negara bagian Texas itu, pembunuhan Presiden John F. Kennedy.

Kunjungan ini dimaksudkan sebagai acara penggalangan dana yang diharapkan akan memperoleh lebih dari empat juta dolar untuk Partai Republik negara bagian Texas. Tetapi saatnya bertepatan dengan tenggat yang ditetapkan Kongres untuk perilisan semua dokumen terkait pembunuhan presiden John F. Kennedy hampir 54 tahun yang lalu. Menurut undang-undang, Trump berwenang memutuskan apakah ada dokumen yang perlu tetap dirahasiakan setelah 26 Oktober, namun ia telah mengisyaratkan akan mengizinkan semua dokumen diungkap kepada publik.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengukuhkan kepada VOA bahwa Trump akan berpidato dalam acara galang dana itu, namun tidak dijelaskan apakah ia akan menyentuh isu perilisan dokumen Kennedy. Sebuah stasiun televisi lokal melaporkan bahwa tiket untuk menghadiri acara itu paling murah 35 juta rupiah dan untuk foto bersama Trump dipasang harga 455 juta rupiah.

Dokumen yang akan dirilis hari Kamis (26/10) terdiri dari lebih dari lima juta halaman terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy tanggal 22 November, 1963 di Dalas, Texas, termasuk foto-foto, rekaman audio dan video, dan artefak yang disimpan di Arsip Nasional. Namun itu hanyalah sebagian sangat kecil dari dokumen yang disimpan Arsip Nasional.

Para pejabat mengatakan 88 persen dokumen itu telah diungkap kepada publik selama puluhan tahun, 11 persen ada dalam ranah publik, tetapi disunting untuk menutupi nama dan informasi sensitif lain yang sekarang akan diungkap. Hanya satu persen yang belum pernah dilihat publik.

Hakim Mahkamah Distrik John Tunheim, yang memimpin Badan Kajian Dokumen Pembunuhan yang independen, mengatakan sebagian besar dokumen yang tidak dirilis dinyatakan tidak relevan dengan pembunuhan itu. Tunheim meramalkan bahwa tidak akan banyak hal baru yang terdapat dalam berkas terakhir ini.

Cendekiawan dan para pendukung teori konspirasi tampaknya paling bersemangat untuk melihat dokumen yang menyangkut kaitan pembunuh Kennedy, Lee Harvey Oswald, dengan pemerintah negara-negara lain, khususnya perjalanan yang dilakukannya ke Mexico City beberapa pekan sebelum penembakan dimana ia mengunjungi kedutaan besar Kuba dan Uni Soviet.

Tunheim mengatakan, dokumen-dokumen itu semula ditahan karena mengungkap sumber-sumber dan metode intelijen sensitif. Menurut Tunheim, Kementerian Luar Negeri dan CIA waktu itu mengatakan bahwa jika pengaturan perbagian intelijen dengan pemerintah Meksiko diungkapkan maka hal itu mungkin akan membuat runtuhnya pemerintah Meksiko waktu itu. “Saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak, tetapi keyakinan itu membuat rincian informasi tersebut dirahasiakan,” tegas Tunheim. [ds]

XS
SM
MD
LG