Tautan-tautan Akses

Tiongkok Bela Keputusan Veto Resolusi PBB atas Suriah


Dubes Tiongkok untuk PBB Li Baodong menjelaskan sikap Tiongkok untuk memveto resolusi DK PBB atas Suriah (4/2).
Dubes Tiongkok untuk PBB Li Baodong menjelaskan sikap Tiongkok untuk memveto resolusi DK PBB atas Suriah (4/2).

Juru bicara Tiongkok mengatakan keputusan vetonya hanya untuk mencegah korban lebih banyak sementara jumlah kematian di Suriah terus meningkat.

Tiongkok membela keras vetonya terhadap resolusi PBB untuk Suriah. Sebagian besar pertanyaan dalam wawancara di Kementrian Luar Negeri hari Senin dipusatkan pada keputusan Tiongkok dan Russia untuk memveto resolusi DK yang mengecam penumpasan Suriah terhadap demonstran anti pemerintah.

Juru bicara Liu Weimin mengatakan Tiongkok secara aktif terlibat dalam upaya-upaya PBB untuk mengatasi krisis Suriah, namun menganggap resolusi itu memecah dan tidak efektif.

Liu mengatakan Tiongkok memveto resolusi tersebut karena merasa para pendukung resolusi itu memaksakan veto itu sementara pihak-pihak lain masih “sangat terpecah”. Ia menambahkan Tiongkok menganggap praktek-praktek semacam ini tidak membantu menjaga persatuan dalam Dewan Keamanan PBB dan tidak menyelesaikan masalah Suriah itu.

Ia mengatakan Tiongkok mengamati dengan cermat situasi di Suriah dan meminta kepada setiap pihak agar menghentikan kekerasan. Ia mengatakan Tujuan utama Tiongkok adalah mencegah korban sipil yang tidak bersalah dan memulihkan keadaan seperti biasa di Suriah.

Jurubicara Kemenlu Tiongkok Liu Weimin menolak komentar Menlu AS Hillary Clinton.
Jurubicara Kemenlu Tiongkok Liu Weimin menolak komentar Menlu AS Hillary Clinton.

Ia juga menolak penggambaran Menlu Amerika Hillary Clinton bahwa veto Tiongkok dan Rusia merupakan “sebuah penghinaan”.

Liu mengatakan Tiongkok tidak menerima tuduhan itu. Ia menambahkan Tiongkok berusaha tidak berpihak dalam konflik Suriah. Kata Liu Tiongkok menganggap dirinya sebagai “negara besar yang bertanggung jawab” dan akan terus bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk mendapat hasil-hasil positif.

Professor Sun Zhe dari jurusan internasional Universitas Tsinghua menganggap masih ada ruang untuk merundingkan tindakan internasional yang lebih keras terhadap Suriah.

Profesor Tsinghua mengatakan Tiongkok mengikuti pendirian Rusia dalam masalah Suriah, tapi mengakui Tiongkok juga punya keprihatinan sendiri.

Sun mengatakan para pemimpin Tiongkok menganggap tindakan-tindakan pemerintah Suriah sebagai “ekstremis” tapi khawatir dengan intervensi barat karena “mereka tidak ingin melihat terulangnya kasus Libya atau Mesir”.

Menteri Luar Negeri Rusia akan berada di Suriah hari Selasa. Juru bicara Tiongkok itu mengatakan tidak memiliki informasi apakah pejabat-pejabat Tiongkok akan ke Suriah dalam waktu dekat.

XS
SM
MD
LG