Tautan-tautan Akses

Tiga Pianis Indonesia Tampil di Carnegie Hall, New York


Sienny Debora (kanan belakang) bersama ketiga murid pianonya (foto: VOA/Naratama).
Sienny Debora (kanan belakang) bersama ketiga murid pianonya (foto: VOA/Naratama).

Tiga pianis muda Indonesia asal Surabaya Felice Kirana Auria Candra, George Margono dan Melissa Catherine berhasil memukau sekitar 400 tamu pecinta musik klasik kota New York, pada awal Desember lalu. Mereka tampil solo bersama dua puluh lima pemusik klasik dari Rusia, Taiwan, Korea dan Amerika dalam konser pemenang Resital Program International Music Competitions di gedung pertunjukan musik klasik bergengsi Carnegie Hall, Manhattan, New York.

Selain instrumen piano, para pemusik lain memainkan instrumen cello, biola dan basson dari karya-karya komposisi klasik dunia seperti Johann Sebastian Bach, Wolfgang Amedeus Mozart dan komposer asal Polandia, Frédéric Chopin. Para tamu yang sebagian adalah guru musik klasik terlihat sangat menikmati konser solo dan duet ini, apalagi ruangan Weill Hall di gedung Carnegie Hall ini dibangun khusus untuk konser musik akustik tanpa bantuan elektronik sound system.

Pianis Felice Kirana Auria Candra - (courtesy Carnegie Hall/Sienny Debora)
Pianis Felice Kirana Auria Candra - (courtesy Carnegie Hall/Sienny Debora)

Felice Kirana, pemain piano klasik kelahiran Jember Jawa Timur yang masih berusia delapan tahun, menjadi pembuka konser ini. Dengan tubuh kecil mungil, Felice duduk dipinggir kursi dengan posisi mendekat ke instrumen piano agar jari-jari tangannya dapat mencapai semua notes yang ada. Felice memainkan komposisi Jazz Waltz Triplet Falls yang merupakan karya musisi Jazz asal Australia Kerin Bailey. "Lagu ini saya belajar selama enam bulan," kata Felicia yang mendapatkan applause cukup panjang.

Sementara pianis remaja berusia 13 tahun, George Margono, tampil dengan percaya diri. George memainkan karya klasik Moritz Moszkowski Air de Ballet Op.36 no 5. Komposisi klasik dengan teknik upright piano yang cukup sulit ini dimainkan dengan harmoni yang lebar dan panduan nada yang dominan.

Pianis George Margono - (courtesy Carnegie Hall/Sienny Debora)
Pianis George Margono - (courtesy Carnegie Hall/Sienny Debora)

“Saya merasa sangat bangga dapat membawa harum nama bangsa Indonesia,” kata George saat ditemui VOA setelah pertunjukan.

“Ini banyak pianis-pianis yang hebat dan profesional. Sebelum tampil saya merasa agak deg-deg-an ya, tapi di belakang panggung ada tempat untuk warm-up. Di situ saya bisa menenangkan diri dan akhirnya saya bisa tenang,” tambah George yang sering mendapat pertanyaan dari pianis lain tentang asal kota Surabaya, Indonesia.

Setelah beberapa kompisisi klasik dimainkan dalam konser ini, tiba-tiba dentingan piano bernuansa nada pentatonik klasik Indonesia muncul di atas jari-jemari Melissa Catherine.

Pianis Melissa Catherine - (courtesy Carnegie Hall /Sienny Debora)
Pianis Melissa Catherine - (courtesy Carnegie Hall /Sienny Debora)

Pianis yang lahir dan besar di Surabaya ini, memilih komposisi "Song Of The Sea" karya komposer Indonesia Trisutji Kamal. Melissa yang menerima beasiswa di Universitas Kristen Petra Surabaya ini, pernah memenangkan berbagai penghargaan lokal seperti Surabaya Music Celebration, Indonesia Piano Open Competition dan SME Open Music Competition and Duet Piano Competition French Cultural Centre.

“Pada awalnya mereka membuat rekaman yang kami kirimkan ke panitia American Protege International Music Competition di New York, dan akhirnya ketiga pianis ini meraih juara pertama, dan diundang untuk tampil di Carnegie Hall," jelas Sienny Debora, musisi dan pengajar piano yang melatih dan membimbing para pianis ini selama bertahun-tahun.

Kompetisi tahunan musik klasik dunia ini diikuti oleh para musisi klasik dari lima puluh empat negara.

“Mereka adalah pianis-pianis muda Surabaya, saya membantu dan membimbing mereka supaya mampu untuk tampil di panggung intenasional,” tambah Sienny yang berguru musik pada maestro musik Indonesia (Alm.) Slamet Abdul Syukur.

Selain sebagai guru musik klasik, Sienny juga dikenal sebagai pianis jazz dan pemenang kompetisi Light Music Contest di era 80an bersama dengan gitaris Dewa Budjana (Gigi Band) dan drummer Gilang Ramadhan. Diawal karir bermusik, Sienny juga pernah membentuk band bersama dengan penyanyi Ita Purnamasari.

Setelah tampil di Carnegie hall, ketiga pianis ini kemudian diundang untuk tampil membawakan komposisi Nusantara satu piano aransemen Sienny Debora dalam pertunjukkan untuk undangan khusus yang diadakan di Kantor Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) New York. (nr)

XS
SM
MD
LG