Tautan-tautan Akses

Tersangka Penembakan di Florida Ditahan Tanpa Uang Jaminan


Seorang mantan penembak Marinir AS menembak mati empat orang di Florida, AS. (Photp: Reuters)
Seorang mantan penembak Marinir AS menembak mati empat orang di Florida, AS. (Photp: Reuters)

Seorang mantan penembak jitu Marinir AS yang mengatakan kepada aparat berwenang bahwa ia mabuk metamfetamin ketika menyerbu sebuah sebuah rumah di Florida. Saat itu ia menembak mati seorang ibu dan bayi berusia tiga bulan yang digendongnya, serta dua orang lainnya. Ia ditahan tanpa uang jaminan dalam sidang pendahuluan pertama, Senin (6/9).

Hakim mengatakan Bryan Riley, usia 33, juga meminta untuk mencari pengacara sendiri. Seorang pengacara akan ditunjuk untuk mewakilinya sampai ia mendapatkan seorang pengacaranya sendiri.

Bryan Riley, yang ditangkap Minggu, 5 September 2021, dalam kasus penembakan empat orang di Lakeland, Florida. (Foto: via AP)
Bryan Riley, yang ditangkap Minggu, 5 September 2021, dalam kasus penembakan empat orang di Lakeland, Florida. (Foto: via AP)

Riley menyerah, Minggu (5/9) pagi, setelah baku tembak sengit dengan pihak berwenang yang membawa sedikitnya satu kendaraan lapis baja. Seorang petugas keamanan bergegas menerobos ke dalam rumah dan menyelamatkan seorang gadis berusia 11 tahun, yang masih sadarkan diri meski telah ditembak tujuh kali. Kantor Sherrif mengatakan ia berada dalam kondisi kritis, tetapi stabil.

Sherrif Polk County, Grady Judd, mengatakan Riley – yang pernah bertugas di Irak dan Afghanistan – tampaknya menderita masalah kesehatan mental. Judd menambahkan pacar Riley mengatakan kepada tim penyelidik bahwa laki-laki itu menderita sindrom stress pasca trauma (PTSD) dan selama berminggu-minggu berada dalam kondisi kalut, dengan berulangkali mengatakan bahwa ia kini dapat berkomunikasi langsung dengan Tuhan.

Datangi Rumah Korban

Keluarga korban yang terbunuh pertama kali bertemu Riley, Sabtu (4/9) malam, ketika laki-laki itu secara tidak disengaja mampir ke rumah mereka di Lakeland, sekitar 48 kilometer dari Tampa di mana ia tinggal.

Justice Gleason, usia 40 tahun, sedang memotong rumput ketika Riley berhenti di depan rumahnya dan mengatakan Tuhan telah mengirimnya ke sana untuk mencegah seseorang yang bernama “Amber” bunuh diri. Gleason dan orang lain, yang digambarkan Judd sebagai salah satu korban, mengatakan tidak ada satu orang pun di pemukiman mereka yang bernama “Amber” dan menyuruhnya pergi. Mereka sempat menelepon polisi, tetapi ketika polisi datang, Riley sudah pergi.

Bagian belakang kediaman tempat seorang letnan polisi polisi dan terlibat baku tembak dengan tersangka penembakan di sebuah lingkungan di Lakeland, Florida. (Foto: via AP)
Bagian belakang kediaman tempat seorang letnan polisi polisi dan terlibat baku tembak dengan tersangka penembakan di sebuah lingkungan di Lakeland, Florida. (Foto: via AP)

Beberapa jam kemudian Riley kembali dan menembak keluarga itu. Judd mengatakan kepada aparat yang menginterogasinya, Riley mengatakan “mereka (para korban.red) memohon agar saya tidak membunuh mereka, tapi saya tetap membunuhnya.”

Sekitar pukul 04.30 waktu setempat, Riley memasang glowsticks – atau semacam lampu kecil yang dapat ditancapkan ke tanah – untuk membuat jalur menuju ke rumahnya guna menarik perhatian petugas dan dapat “disergap.” Seorang petugas keamanan yang berada pada jarak yang cukup jauh mendengar suara letusan senjata dan segera mengaktifkan sistem peringatan adanya penembak aktif sehigga semua aparat penegak hukum negara bagian dan lokal menuju ke lokasi kejadian.

Mereka mengikuti suara tembakan ke rumah Riley dan menemukan truk putih miliknya terbakar. Riley, yang tampak mengenakan pakaian untuk menyamar, berada di luar rumah, tanpa senjata. Namun kemudian ia kembali ke dalam rumah, di mana aparat mendengar serangkaian tembakan lain dan “jeritan seorang perempuan dan tangis bayi.”

Aparat Dipancing

Para petugas keamanan berupaya memasuki rumah dari depan, tetapi menemukan barikade. Judd mengatakan ketika mereka memutar ke bagian belakang, mereka bertemu dengan Riley yang tampaknya telah mengenakan pakaian pelindung lengkap, termasuk penutup kepala dan kaki, serta rompi anti peluru.

Baku tembak pun terjadi, di mana puluhan “atau bahkan ratusan peluru” ditembakkan, sebelum Riley kembali ke dalam rumah itu, tutur Judd.

Situasinya kembali sunyi senyap, hingga kemudian sebuah helikopter memperingatkan aparat yang berada di lapangan bahwa Riley keluar dari rumah itu. Ia tampaknya tertembak satu kali dan siap menyerahkan diri.

Aparat keamanan mendengar suara tangis minta tolong di dalam rumah, tetapi tidak yakin apakah ada penembak lain atau merupakan jebakan di dalam rumah. Judd mengatakan seorang polisi pemberani bergegas menerobos ke dalam rumah dan membawa keluar seorang gadis kecil yang luka-luka. Gadis itu mengatakan ada tiga orang yang tewas di dalam rumah itu. Gadis itu dilarikan ke rumah sakit dan menjalani pembedahan.

Tiga Korban Ditembak Mati

Dengan menggunakan robot, aparat memeriksa kemungkinan adanya bahan peledak dan jebakan lain di rumah itu. Setelah dinyatakan aman dan dapat masuk ke dalam rumah, aparat menemukan tiga mayat, yaitu seorang ibu berusia 33 tahun dan bayinya, juga seorang perempuan lain yang diyakini sebagai nenek bayi itu yang berusia 62 tahun yang berada di rumah lain.

Kantong sampah penuh rekaman TKP terlihat di dekat kampus SMA Marjory Stoneman Douglas, setelah pagar pengaman polisi dicopot, menyusul penembakan massal di Parkland, Florida, AS, 18 Februari 2018. (Foto: REUTERS/ Carlos Garcia Rawlins)
Kantong sampah penuh rekaman TKP terlihat di dekat kampus SMA Marjory Stoneman Douglas, setelah pagar pengaman polisi dicopot, menyusul penembakan massal di Parkland, Florida, AS, 18 Februari 2018. (Foto: REUTERS/ Carlos Garcia Rawlins)

Pihak berwenang hanya merilis nama Gleason dan tidak mengatakan apakah atau bagaimana ketiga korban terkait dengannya. Tetapi ada sebuah akun Facebook yang menunjukkan foto-foto perempuan itu dengan Gleason, sang bayi dan kakak perempuannya. Satu foto yang dipasang, Sabtu (4/9), menunjukkan Gleason tersenyum sambil menggendong bayi itu, dan diberi judul “tinggi seperti ayah.”

Kantor Sherrif menolak mengatakan berapa kali korban telah ditembak, tetapi mengatakan bahwa semua korban tampaknya bersembunyi dan meringkuk dalam ketakutan, sementara bayi laki-laki itu tewas dalam pelukan ibunya. Anjing keluarga pun mati ditembak.

"Mendapat Misi dari Tuhan"

Pihak berwenang mengatakan kekasih Riley memberitahu tim penyelidik bahwa kekasihnya tidak pernah bersikap kasar, tetapi akhir-akhir ini kerap gusar. Ia mengatakan Riley mengklaim mendapat misi dari Tuhan, dan ia mengumpulkan bantuan bagi korban badai Ida, termasuk cerutu bernilai $1.000. Kendaraan Riley juga dipadati peralatan untuk menghentikan pendarahan dan perlengkapan untuk baku tembak lainnya.

Namun Sherrif mengatakan veteran perang yang bekerja sebagai penjaga keamanan swasta itu tidak memiliki sejarah kriminal. “Sebelum pagi ini, ia adalah pahlawan perang. Ia berjuang untuk negaranya di Afghanistan dan Irak,” ujar Judd. “Tetapi pagi ini ia adalah pembunuh berdarah dingin.”

Aparat penegak hukum memblokir area di mana penembakan melukai beberapa FBI saat menjalani surat perintah penangkapan, Selasa, 2 Februari 2021, di Sunrise, Florida (Foto: AP/Marta Lavandier)
Aparat penegak hukum memblokir area di mana penembakan melukai beberapa FBI saat menjalani surat perintah penangkapan, Selasa, 2 Februari 2021, di Sunrise, Florida (Foto: AP/Marta Lavandier)

Ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit pun, Riley sempat melompat dan mencoba merebut senjata petugas. “Aparat kembali harus bertarung dengannya di ruang gawat darurat,” ujar Judd, sebelum akhirnya Riley diikat dan diberi obat penenang.

Sekelompok polisi membawa Riley, yang berpakaian putih, ke penjara. Ia tampak menundukkan kepala dan hampir sama sekali tidak membuka mata ketika wartawan memburunya dengan pertanyaan mengapa ia membunuh keluarga itu.

Jaksa Negara Bagian Florida Brian Haas mengatakan “pertanyaan besar yang ada di benak kita semua adalah: mengapa?” Ditambahkannya, “kita tidak akan tahu (jawaban atas pertanyaan.red) itu hari ini, atau mungkin selamanya.” [em/lt]

XS
SM
MD
LG