Tautan-tautan Akses

Terobosan Di Tengah Wabah Listeria Terburuk di Afrika Selatan


FOTO ARSIP: Seorang pekerja memandang rak-rak yang kosong setelah menyingkirkan produk-produk daging olahan di toko Pick n Pay di Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Maret 2018 (foto: REUTERS/Siphiwe Sibeko/Foto Arsip)
FOTO ARSIP: Seorang pekerja memandang rak-rak yang kosong setelah menyingkirkan produk-produk daging olahan di toko Pick n Pay di Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Maret 2018 (foto: REUTERS/Siphiwe Sibeko/Foto Arsip)

The World Health Organization (WHO) melaporkan adanya terobosan penting di tengah upaya untuk menghalangi penyebaran wabat listeria terbesar yang pernah tercatat di Afrika Selatan.

Wabah listeriosis yang ada saat ini di Afrika Selatan berawal lebih dari satu tahun yang lalu di bulan Januari 2017. Terhitung hingga 12 Maret, WHO telah mencatat 978 kasus yang telah dipastikan laboratorium dari penyakit yang ditularkan lewat makanan, termasuk 183 kematian terkait wabah ini.

Pakar keamanan pangan WHO, Peter Ben Embarek, mengatakan sulit sekali untuk menginvestigasi wabah listeriosis karena masa inkubasi penyakit itu yang panjang. Ia mengatakan masa inkubasinya dapat berlangsung beberapa minggu sebelum mereka yang tertular menunjukkan gejala-gejalanya, jatuh sakit, dan dirawat di rumah sakit.

“Dua minggu yang lalu, makanan diidentifikasi sebagai sumber utama penyebab wabah yang meluas ini. Sumbernya adalah daging, produk daging siap saji, sejenis susis yang biasa dikonsumsi di Afrika Selatan dan di kawasan itu – produk dari Polony. Sejak itu, penarikan produk yang dianggap sebagai sumber penyebabnya telah dilakukan baik di Afrika Selatan, maupun 15 negara yang telah mengimpor produk ini dari Afrika Selatan,” ujarnya.

Embarek mengatakan WHO tengah memfasilitasi pertukaran informasi antara Afrika Selatan dan negara-negara yang telah mengimpor produk yang terkontanimasi ini. Ia mengatakan penting untuk menarik produk susis ini dan menyingkirkannya dari rak-rak supermarket untuk mencegah timbulnya kasus-kasus yang baru.

Sekarang sumber dari penyakit yang ditularkan lewat makanan ini telah teridentifikasi, ia mengatakan kepada VOA bahwa ia mengharapkan jumlah kasus-kasus baru akan segera menurun.

“Terkait dengan tingkat kematian akibat dari wabah ini, di antara kasus-kasus yang telah berhasil mereka pantau dan melihat akibat dari penyakit ini, adalah sekitar 27 persen. Dan ini masih dalam batas-batas yang wajar. Wabah Listeriosis memiliki tingkat kasus kematian antara 20 hingga 30 persen. Ini adalah penyakit yang ditularkan lewat makanan yang akibatnya dapat sangat serious,” ujarnya.

Embarek mengatakan listeriosis dapat ditangani dengan efektif dengan antibiotik apabila segera terdiagnosis, khususnya apabila kasus ini terjadi di tengah populasi dengan risiko tinggi, seperti bayi yang baru lahir, wanita hamil, dan lansia.

Ia mengatakan WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan. [ww]

XS
SM
MD
LG