Tautan-tautan Akses

Tarian Sufi Hibur Warga Suriah Saat Ramadan


Para penari berputar menampilkan tarian tradisional Sufi selama bulan suci Ramadan di depan Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, 8 Juni 2018. (REUTERS / Omar Sanadiki)
Para penari berputar menampilkan tarian tradisional Sufi selama bulan suci Ramadan di depan Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, 8 Juni 2018. (REUTERS / Omar Sanadiki)

Di malam Ramadan, warga Damaskus, Suriah, mendapatkan hiburan yang lain dari biasanya: pertunjukan tarian sufi. Para penarinya adalah orang-orang Turki yang sudah lama menetap di Suriah.

Mereka menari berputar-putar. Semuanya pria. Pakaian mereka serba putih, termasuk rok lebar yang terlihat seperti payung ketika berputar. Warna lain yang muncul dari pakaian tari mereka adalah topi coklat yang tinggi memanjang dan sabuk lebar bergaris-garis. Siapapun yang menontonnya sepakat mengatakan: ada nuansa mistis dalam tarian itu.

Menurut Mohamad Faeq Mohamad Jalal al-Din al-Mawlawi, pemimpin kelompok tari asal Turki itu, tarian sufi merupakan tarian cinta dan kasih sayang manusia kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.

“Tarian sufi adalah tarian komunikasi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ketika orang itu berputar, mereka tidak merasakan apa-apa dalam kehidupan duniawi, mereka mencapai tahap di mana mereka terhubung dengan Allah,” kata al-Din al-Malwalawi.

Dada Mohamad Yasser Mohamas Saeed al-Mawlawi, warga asal Turki di Suriah yang menganut ajaran sufi, mengatakan, setiap gerakan tarian itu memiliki arti.

Penampilan tarian tradisional Sufi di depan Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, 8 Juni 2018. (REUTERS / Omar Sanadiki)
Penampilan tarian tradisional Sufi di depan Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, 8 Juni 2018. (REUTERS / Omar Sanadiki)

“Ada beberapa gerakan spesifik dalam tarian itu, seperti memegang sabuk, atau meletakkan tangan di dada. Hati manusia yang sering digambarkan berada di dada adalah akar dari semua masalah. Ketika orang berbicara kepada Allah, mereka meletakkan tangan mereka di dada, atau maksudnya di hati, untuk menyembuhkan luka untuk menyucikan diri. Mereka mengangkat tangan mereka ke arah tertentu dan kemudian bergerak ke arah ini. Mereka bergerak secara bertahap dan tidak cepat. Gerakan-gerakan lain, seperti meletakkan tangan di atas topi, tidak otentik,” kata Saeed al-Mawlawi.

Tarian sufi diperkenalkan pertama kali oleh penyair Persia terkenal abad ke-13 Maulana Jalaluddin Rumi. Penyair itu sering dianggap sebagai salah satu guru spiritual terbesar. Ia sering memanfaatkan kehidupan sehari-harinya untuk menggambarkan dunia spiritual. Puisi-puisi Rumi sangat terkenal di kalangan penutur bahasa Persia di Afghanistan, Iran, dan Tajikistan.

Tarian tradisional Sufi ditampilkan di depan Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, selama bulan suci Ramadan, 8 Juni 2018. (REUTERS / Omar Sanadiki)
Tarian tradisional Sufi ditampilkan di depan Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, selama bulan suci Ramadan, 8 Juni 2018. (REUTERS / Omar Sanadiki)

Lahir pada 1207 di tempat yang sekarang disebut Afghanistan, Rumi lolos dari invasi Mongolia dan akhirnya menetap di Konya, Anatolia Tengah, Turki. Ayahnya, dari keluarga guru agama, membimbing Rumi mendalami agama Islam. Namun hanya setelah pertemuannya dengan tokoh agama bernama Shamsuddin Tabriz, Rumi benar-benar mendalami Islam. Tarian sufi konon diciptakan Rumi untuk mengekspresikan kesedihannya saat ditinggal mati oleh guru rohaninya itu.

Pemerintah kota Damaskus sengaja mengundang para penari sufi ini untuk menghibur warga Suriah dari kejenuhan perang saudara yang telah mendera negara itu lebih dari 10 tahun. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG