Tautan-tautan Akses

Tanker Aspal Karam Cemari Laut Nias Utara


Kapal bermuatan aspal atau bitumen dilaporkan karam di perairan Desa Humene Siheneasi, Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara, Sumatra Utara. (Courtesy: Pemkab Nias Utara)
Kapal bermuatan aspal atau bitumen dilaporkan karam di perairan Desa Humene Siheneasi, Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara, Sumatra Utara. (Courtesy: Pemkab Nias Utara)

Perairan Nias Utara tercemar usai kapal tanker bermuatan 1.900 ton aspal karam. Tumpahan itu mengancam biota laut dan wisata selancar setempat.

Sebuah tanker pengangkut bahan mentah aspal atau bitumen seberat 1.900 ton karam pada Sabtu (11/2), dan mencemari perairan Nias Utara, Sumatra Utara. Tumpahan bitumen itu kini semakin meluas hingga radius 70 kilometer dan telah mencapai ke kawasan konservasi di perairan Toyolawa-Lahewa.

Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu mengatakan tumpahan bitumen itu turut mengancam lokasi yang kerap dijadikan penyu sebagai pendaratan di kawasan Pantai Tugala Oyo hingga Faekhuna’a di Kecamatan Afulu.

“Ada salah satu lokasi wisata, yaitu selancar di Kecamatan Natolu, sudah tercemar dengan aspal. Nelayan juga sudah enggan melaut karena aspal dan biota laut sudah juga tercemar,” ungkapnya.

Kapal tanker yang karam itu sendiri berbendera Gabon.

Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu (tengah). (Courtesy: Pemkab Nias Utara)
Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu (tengah). (Courtesy: Pemkab Nias Utara)

Amizaro mengatakan pemilik kapal maupun Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprov Sumut) belum melakukan tindakan penanggulangan apapun. Pihak pemerintah daerah telah menyurati pemilik kapal dan stakeholder lain seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian BUMN untuk mengambil tindakan cepat dalam penanggulangan pencemaran.

“Harapan kami supaya dilokalisasi aspal yang sudah tumpah ke laut. Kami dari pemerintah daerah sudah melakukan beberapa upaya seperti menyurati (Pemprov Sumut dan pemerintah pusat -red). Kami sebagai pemerintah daerah terbatas kemampuan termasuk fasilitas untuk menangani ini,” ujar Amizaro.

Kapal bermuatan bitumen dilaporkan karam di perairan Desa Humene Siheneasi, Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara, Sumatra Utara. (Courtesy: Pemkab Nias Utara)
Kapal bermuatan bitumen dilaporkan karam di perairan Desa Humene Siheneasi, Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara, Sumatra Utara. (Courtesy: Pemkab Nias Utara)

Amizaro pun mengkhawatirkan tumpahan bitumen bisa mencemari laut lebih luas lagi. Untuk itu pemerintah pusat dan Pemprov Sumut diminta untuk segera menangani persoalan bitumen yang tumpah ke laut.

“Aspal yang sudah tersebar luas di lautan segera dibersihkan kembali. Supaya aspal dari kapal itu tidak tercecer terus ke laut,” pungkasnya.

Tanker Aspal Karam Cemari Laut Nias Utara
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:56 0:00

Respons Lambat

Sementara itu salah satu aktivis lingkungan dari Yayasan Menjaga Pantai Barat (Yamantab), Damai Mendrofa, menyayangkan respons lambat pemerintah pusat terkait insiden pencemaran itu.

“Harusnya pemerintah mengambil langkah cepat sehingga bisa meminimalkan pencemaran. Bayangkan sudah berapa banyak penyu dan biota lainnya yang menjadi korban. Tentunya dampak ekologi ini menjadi bencana bagi kehidupan masyarakat,” ucapnya.

Damai juga menyesalkan sampai saat ini belum ada penanganan untuk mencegah tercemarnya perairan Nias Utara akibat tumpahan bitumen.

“Ini sungguh-sungguh disayangkan. Di saat para pegiat gencar melakukan upaya konservasi. Justru penanganan pemerintah sangat lamban,” tandasnya.

Sampai saat ini pihak kapal belum memberikan keterangan apa pun terkait peristiwa itu.

Kapal tanker bermuatan bitumen itu karam usai mengalami kerusakan pada bodi kapal. Kapal bermuatan bitumen itu berangkat dari Pelabuhan Khor Fakkan, Uni Emirat Arab, pada 19 Januari 2023 menuju Sibolga dan wilayah Padang. Adapun satu orang kapten dan 19 anak buah kapal telah berhasil dievakuasi. [aa/ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG