Tautan-tautan Akses

Taliban Izinkan Penerbangan yang Membawa Warga AS untuk Tinggalkan Kabul


Pejuang Taliban tampak berjalan melewati pesawat Qatar Airways di Bandara di Kabul, Afghanistan, pada Kamis September 2021. Sekitar 200 warga asing, termasuk warga Amerika di dalamnya, diangkut oleh pesawat tersebut keluar dari Afghanistan. (Foto:AP Photo/Bernat Armangue)
Pejuang Taliban tampak berjalan melewati pesawat Qatar Airways di Bandara di Kabul, Afghanistan, pada Kamis September 2021. Sekitar 200 warga asing, termasuk warga Amerika di dalamnya, diangkut oleh pesawat tersebut keluar dari Afghanistan. (Foto:AP Photo/Bernat Armangue)

Taliban mengizinkan penerbangan carter Qatar Airways berangkat dari bandara Kabul menuju Doha pada hari Kamis (9/9). Penerbangan tersebut merupakan yang penerbangan pertama yang lepas landas sejak Amerika Serikat (AS) mengakhiri operasi militernya di Afghanistan pada 31 Agustus lalu.

“Hari ini, pemerintah Amerika Serikat memfasilitasi keberangkatan warga negara AS dan penduduk tetap dan sah dengan penerbangan Qatar Airways carteran dari Bandara Internasional Hamid Karzai. Kami dapat mengonfirmasi bahwa penerbangan telah mendarat dengan selamat di Qatar,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne dalam sebuah pernyataan.

“Taliban telah bekerja sama dalam memfasilitasi keberangkatan warga negara Amerika dan penduduk tetap yang sah dengan penerbangan carter dari HKIA (Hamid Karzai International Airport, red). Mereka telah menunjukkan fleksibilitas, dan mereka telah bersikap praktis dan profesional dalam urusannya terkait upaya ini. Ini adalah langkah pertama yang positif.”

Horne menambahkan bahwa AS akan "melanjutkan upaya ini untuk memfasilitasi perjalanan yang aman dan tertib bagi warga Amerika, penduduk tetap yang sah, dan warga Afghanistan yang bekerja untuk kami dan ingin meninggalkan Afghanistan."

Baik Reuters dan AFP melaporkan penerbangan itu membawa 113 penumpang, di antaranya 43 warga Kanada dan 13 warga negara Belanda, kata kementerian luar negeri kedua negara itu.

Taliban mengumumkan pemerintahan "caretaker" (sementara) pada hari Selasa (7/9), namun munculnya beberapa tindakan kontroversial, termasuk dugaan tindakan keras terhadap wartawan dan protes anti-Taliban, telah menimbulkan keraguan akan kepemimpinan kelompok tersebut.

Saat ini keraguan besar dari dunia internasional masih menyelimuti gerakan Islamis tersebut terutama akan komitmen mereka untuk untuk melindungi hak asasi manusia dan tidak melakukan pembalasan terhadap para mantan pejabat pemerintah Afghanistan. [lt/em]

XS
SM
MD
LG