Begitu malam tiba, dengan lampu senter yang dipasang di kepala dan sepatu bot terbenam dalam lumpur, sekelompok pekerja, yang terlihat seperti kunang-kunang di Spanyol utara, memanen tunas asparagus yang mahal itu.
Asparagus dijuluki “emas putih'' bagi pertanian di Spanyol utara karena warna dan harganya yang mahal. Sayuran ini dijual di pasar dan restoran di seluruh dunia. Makanan lezat berserabut itu ditanam setiap musim gugur dan dipetikantara April dan Juni.
Proses memanen dilakukan dengan hati-hati pada malam hari untuk melindungi sayuran dari paparan sinar matahari langsung, yang dapat mengubah ujung tunas dari putih menjadi ungu dan akan mengeringkan kelembabannya yang sangat disukai.
Menurut para ahli, menjaga tanaman asparagus tetap mengandung air, adalah kunci menyeimbangkan dengan rasanya yang sedikit pahit. Itulah sebabnya panen harus cepat dan untuk asparagus yang tidak dijual segar di pasar, harus direbus dan dikalengkan dengan segera.
Para pemanen asparagus harus bergerak cepat, tanpa banyak bicara, berjalan melalui deretan kecil tanah berbentuk gunung yang mengubur sayuran, mengangkat plastik hitam yang menutupinyadan memotong tunas-tunas yang memanjang dari pangkalnya.
Bekerja tanpa henti dari senja hingga fajar, selusin pemetik dapat memanen hingga 1,5 ton asparagus pada puncak musim asparagus. [ps/ii]