Tautan-tautan Akses

'Society of the Snow' Kisahkan Kecelakaan Pesawat Andes pada 1972


Salah satu adegan film Netflix "Society of the Snow." (Netflix / AFP)
Salah satu adegan film Netflix "Society of the Snow." (Netflix / AFP)

Dinominasikan untuk Golden Globe dan masuk nominasi Oscar untuk film berbahasa Spanyol, "Society of the Snow" menghidupkan kembali kisah bencana penerbangan pada 1972 di Pegunungan Andes. Sutradara film dan salah seorang penyintas kecelakaan itu menuturkan apa yang terjadi.

Film baru "The Society of the Snow" berkisah tentang tim rugby Uruguay yang terdampar di Pegunungan Andes yang terpencil setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh pada 1972. Ini adalah cobaan berat bagi mereka yang selamat.

Film tersebut diangkat dari buku berjudul sama, didasarkan pada kisah langsung para penumpang yang berhasil keluar hidup-hidup. Sutradara Juan Antonio Bayona ingat pernah membaca buku tentang bencana tersebut.

“Saya sangat terkesan pada buku itu sehingga saya sangat ingin memfilmkannya. Perlu waktu 10 tahun untuk membuatnya, tetapi saya harus melakukanya karena kisah ini tidak bisa hilang dari pikiran saya,” kata Juan Antonio Bayona.

Bayona memproduksi film tersebut dalam bahasa Spanyol dan merekrut pemeran dari Uruguay dan Argentina. Ia mendapat izin untuk membuat film itu dari semua penyintas yang masih hidup.

Dari kiri: Gustavo Zerbino, sutradara J. A. Bayona, penulis Pablo Vierci, dan aktor Enzo Vogrincic dalam promosi film "Society of the Snow" di Los Angeles, Jumat, 27 Oktober 2023. (AP/Ashley Landis)
Dari kiri: Gustavo Zerbino, sutradara J. A. Bayona, penulis Pablo Vierci, dan aktor Enzo Vogrincic dalam promosi film "Society of the Snow" di Los Angeles, Jumat, 27 Oktober 2023. (AP/Ashley Landis)

“Kami membutuhkan dukungan mereka, bantuan mereka karena saya ingin membuat film yang sebisa mungkin paling realistis dan penuh hormat. Dan sejak awal, mereka selalu sangat mendukung. Kami duduk bersama mereka. Kami melakukan lebih dari 50 jam wawancara. Saya menghubungkan mereka dengan para pemeran, dengan para aktor, dan mereka selalu berhubungan selama syuting. Jadi, mereka menjadi bagian yang sangat mendasar dari proses ini,” sebut Juan Antonio Bayona.

Roberto Canessa adalah salah seorang penyintas. Ketika itu, dia adalah seorang mahasiswa kedokteran dan membantu orang lain mengobati luka dan mengajak mereka tetap bersemangat, padahal dia sendiri merasa putus asa atas kesedihan yang dirasakan ibunya karena mengira dia sudah meninggal.

“Saya sangat ingin memberi tahu ibu. Jangan menangis lagi, saya masih hidup. Dan saya biasa mengirimi mereka pesan telepati; 'Cari saya! Cari saya! Saya masih hidup!," sebut Roberto Canessa.

Canessa bersama Nando Parrado, rekan setimnya di rugby, menempuh perjalanan 10 hari yang melelahkan melintasi pegunungan Andes untuk mencari bantuan. Ketekunan dan upaya heroik mereka berhasil menyelamatkan mereka dan rekan-rekan mereka.

Kini, Canessa sangat filosofis tentang pelajaran dari perjuangan mereka untuk hidup. “Kami adalah orang-orang biasa yang dihadapkan pada keadaan buruk dan dengan pertolongan Tuhan kami mendapat hasil yang luar biasa. (Dalam situasi seperti itu), terserah, apakah berjalan terus selangkah demi selangkah. Tentu saja, kita merasa kecewa dan berkali-kali saya berpikir untuk mati di sana, di tengah salju, tetapi kemudian saya bangkit dan terus berjalan,” jelasnya.

Dua puluh sembilan orang tewas. Sebagai satu dari 16 orang yang selamat, Canessa mampu menata kembali hidupnya. Ia menjadi dokter ahli jantung anak dan berkeluarga.

Daniel Fernandez (kiri), salah satu dari enam belas orang Uruguay yang selamat dari kecelakaan Penerbangan 571, dan jurnalis, penulis, dan penulis skenario Uruguay Pablo Vierci di depan mural buatan Graff Express di Montevideo, 15 November 2023. (Eitan ABRAMOVICH / AFP)
Daniel Fernandez (kiri), salah satu dari enam belas orang Uruguay yang selamat dari kecelakaan Penerbangan 571, dan jurnalis, penulis, dan penulis skenario Uruguay Pablo Vierci di depan mural buatan Graff Express di Montevideo, 15 November 2023. (Eitan ABRAMOVICH / AFP)

Bagi Canessa dan Bayona, film "Society of the Snow" adalah penghormatan kepada mereka yang tidak pernah tiba di rumah. Bayona mengatakan, “Saya sangat bangga akan film ini. Menurut saya, semua kepala bagian telah melakukan pekerjaan luar biasa. Mereka membawa kita ke tempat itu, mereka membawa kita ke pesawat itu dan membuat kita merasakan emosi yang sama seperti yang mereka rasakan. Dengan melakukan ini, kita memahami apa yang mereka lakukan dan ini adalah hasil kerja keras atas dasar cinta.”

Society of the Snow telah dinominasikan untuk Golden Globe. Film ini juga masuk kategori film Fitur Internasional berbahasa Spanyol untuk piala Oscar. [ka/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG