Tautan-tautan Akses

Teroris Gunakan Siasat Baru yang Sederhana dan Mematikan


Truk sewaan yang dipakai Mohammed Bouhlel untuk melakukan serangan maut pada perayaan Hari Bastille di kota Nice, Perancis (14/7) lalu.
Truk sewaan yang dipakai Mohammed Bouhlel untuk melakukan serangan maut pada perayaan Hari Bastille di kota Nice, Perancis (14/7) lalu.

Kelompok-kelompok teror mengalami kesulitan untuk menarget serangan skala besar karena peningkatan keamanan, kini menggunakan serangan sederhana yang mematikan seperti di Nice, Kamis (14/7) lalu.

Selama bertahun-tahun kelompok teror al-Qaida dan ISIS telah mendesak para pengikutnya di negara-negara Barat untuk melakukan serangan dengan senjata apapun, menyarankan benda-benda yang sederhana seperti batu, mobil atau tinju.

Dalam aksi pembunuhan terhadap 84 orang di kota pelabuhan Perancis Nice, pada hari Kamis (14/7) dengan menggunakan sebuah truk sewaan pekan lalu, Mohammed Bouhlel telah menunjukkan betapa berbahaya dan mematikan teknik sederhana itu.

"Ini adalah saat yang menakutkan," kata Daniel Benjamin, mantan koordinator kontra terorisme Departemen Luar Negeri Amerika, yang sekarang menjadi direktur John Sloan Dickey Center di Dartmouth College.

"Berapa banyak cara mudah dan sederhana yang kita ketahui bisa membunuh orang?," tuturnya.

Dengan intelijen Barat dan penegak hukum telah meningkatkan kemampuan mereka sejak serangan-serangan 11 September di World Trade Center, New York, kelompok-kelompok teroris mengalami kesulitan untuk menarget skala besar, serangan yang rumit seperti yang terjadi di Bali, Madrid, dan London.

Tetapi para pejabat kontraterorisme mengatakan ekstrimis daerah semakin menggunakan peralatan berteknologi rendah untuk menimbulkan kekacauan.

"Apa yang kita lihat dari waktu ke waktu adalah bahwa ekstremis kekerasan daerah, baik pelaku perorangan maupun kelompok, terus tertarik pada siasat sederhana yang tidak memerlukan keterampilan canggih atau pelatihan di luar," kata Nicholas Rasmussen, Direktur National Counterterrorism Center, kepada Komisi Keamanan Dalam negeri DPR hari Kamis.

Penggunaan kendaraan sebagai senjata teror merupakan hal baru dalam sejarah. Serangan dengan membenturkan mobil oleh militan Palestina telah menewaskan puluhan orang di Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Sejumlah serangan yang lebih kecil yang kurang mematikan di Perancis, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat, di mana warga Amerika keturunan Iran Mohammed Reza Taheri-azar mengendarai mobilnya yang diarahkan ke kerumunan mahasiswa di kampus Universitas North Carolina pada tahun 2006. Sembilan orang cedera dalam insiden itu. [sp/ii]

XS
SM
MD
LG