Tautan-tautan Akses

Polisi Perancis Tangkap 3 Orang terkait Serangan di Nice


Polisi khusus Perancis yang mengenakan topeng tampak meninggalkan gedung apartemen di mana tersangka penyerang, Mohamed Lahouaiej Bouhlel, tinggal di kota Nice, Sabtu (16/7).
Polisi khusus Perancis yang mengenakan topeng tampak meninggalkan gedung apartemen di mana tersangka penyerang, Mohamed Lahouaiej Bouhlel, tinggal di kota Nice, Sabtu (16/7).

Polisi Perancis telah menangkap paling sedikit 3 orang hari Sabtu (16/7) sehubungan dengan serangan pada hari Bastille di kota Nice.

Kejaksaan Perancis mengatakan polisi telah menangkap paling sedikit 3 orang hari Sabtu (16/7) sehubungan dengan serangan di Nice pada hari Bastille yang menewaskan 84 orang dan mencederai banyak lainnya. Kejaksaan tidak mengeluarkan informasi lain mengenai penangkapan itu.

Dalam perkembangan lain, ISIS telah mengaku bertanggung-jawab atas serangan hari Kamis di tempat peristirahatan Riviera itu. Kantor berita Amaq mengutip “sumber keamanan” yang tidak menyebut namanya yang mengatakan penyerang “melaksanakan operasi itu sebagai tanggapan atas seruan menyerang warga negara-negara koalisi yang memerangi ISIS.”

Belum jelas apakah ada hubungan langsung antara penyerang dan ISIS, yang kadang-kadang mengaku bertanggung-jawab atas serangan yang dilakukan oleh perorangan yang tidak tersangkut dengan organisasi ISIS.

Perancis memulai hari pertama dari 3 hari masa berkabung nasional hari Sabtu setelah serangan pada hari besar nasional negara itu di Nice. Sepuluh orang anak terdapat di antara ke-84 orang yang tewas dalam serangan itu. Pihak berwenang mengatakan 52 orang luka parah di antara lebih dari 200 yang cedera sebelum penyerang ditembak mati oleh polisi. Dua orang warga Amerika telah dipastikan tewas dalam serangan itu.

Penyerang telah diketahui bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel, yang berusia 31 tahun, warga Perancis keturunan Tunisia dan tinggal di Nice.

Laporan mengatakan dinas-dinas keamanan tidak mencurigainya terkait dengan kelompok teroris atau ektrimis, walaupun ia diketahui polisi setempat pernah melakukan pelanggaran-pelanggaran pidana. Bulan Maret, ia dikenakan hukuman percobaan 6 bulan penjara atas kekerasan bersenjata yang terjadi bulan Januari.

Bouhlel bercerai dari isterinya dan mempunyai 3 anak. Mantan isterinya sedang diinterogasi oleh pihak berwenang Perancis.

Ayahnya, yang diwawancarai Kantor Berita Perancis di Msaken, Tunisia timur, mengatakan putranya mempunyai masalah dari tahun 2002 hingga 2004 “yang menyebabkan masalah kejiwaan.” [gp]

Recommended

XS
SM
MD
LG