Tautan-tautan Akses

Shanghai Tegaskan Lagi Kebijakan ‘Nol-COVID’; WHO Nyatakan Tak Berkelanjutan


Petugas kesehatan melakukan pengujian COVID-19 di tempat pengujian darurat di Zhongguancun di Beijing pada 26 April 2022. (Foto: AFP)
Petugas kesehatan melakukan pengujian COVID-19 di tempat pengujian darurat di Zhongguancun di Beijing pada 26 April 2022. (Foto: AFP)

Shanghai pada Rabu (11/5) menegaskan kembali akan mempertahankan pendekatan “nol-COVID” untuk memberantas wabah yang mulai mereda di kota terbesar China itu, setelah kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kebijakan itu tidak berkelanjutan dan mendesak China agar mengubah strategi.

Meskipun telah membuat kemajuan, pelonggaran langkah-langkah pencegahan dan pengendalian dapat membuat virus itu kembali merajalela, kata Deputi Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Shanghai Wu Huanyu kepada wartawan.

“Pada saat bersamaan, sekarang adalah momen yang paling sulit dan kritis bagi kota kita untuk mencapai nol-COVID,” kata Wu dalam pengarahan hariannya.

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mengambil sampel swab dari seorang warga untuk pengujian asam nukleat, di luar pintu masuk tertutup sebuah gedung saat lockdown, di tengah pandemi COVID-19, di Shanghai, China, 5 Mei 2022. (Foto: REUTERS/ Lagu Ali)
Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mengambil sampel swab dari seorang warga untuk pengujian asam nukleat, di luar pintu masuk tertutup sebuah gedung saat lockdown, di tengah pandemi COVID-19, di Shanghai, China, 5 Mei 2022. (Foto: REUTERS/ Lagu Ali)

“Jika kita melonggarkan kewaspadaan, epidemi mungkin bangkit lagi, jadi perlu untuk terus menerus menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian tanpa melonggarkannya,” ujar Wu.

Wu tidak memberi indikasi bahwa ia mengetahui pernyataan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang mengatakan telah berdiskusi dengan para pakar China mengenai perlunya berubah ke pendekatan baru mengingat adanya pengetahuan baru mengenai virus.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara pada konferensi pers di Cape Town, Afrika Selatan, Jumat, 11 Februari 2022. (Foto: AP)
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara pada konferensi pers di Cape Town, Afrika Selatan, Jumat, 11 Februari 2022. (Foto: AP)

“Sewaktu kita berbicara mengenai ‘nol-COVID,’ kami pikir ini tidak berkelanjutan, mengingat perilaku virus sekarang dan apa yang kami antisipasi pada masa mendatang,” kata Tedros dalam keterangan pers pada Selasa (10/5).

“Dan terutama sewaktu kita sekarang telah memiliki pengetahuan yang baik, pemahaman mengenai virus itu dan ketika kita memiliki perangkat yang baik untuk digunakan, beralih ke strategi lainnya akan sangat penting,” katanya.

Tedros disertai oleh Mike Ryan, kepala bagian kedaruratan WHO, yang mengatakan semua tindakan pengendalian pandemi harus “menunjukkan respek terhadap individu dan HAM.”

Negara-negara perlu “menyeimbangkan langkah-langkah pengendalian, dampak terhadap masyarakat, efek terhadap ekonomi. Ini tidak selalu merupakan penghitungan yang mudah dibuat,” kata Ryan.

Partai Komunis yang berkuasa di China dengan ketat mengendalikan semua pembahasan mengenai pendekatannya yang kontroversial, yang bertujuan untuk memberantas wabah sepenuhnya, dan menyatakan tidak akan mentolerir kritik. Media yang sepenuhnya dikontrol pemerintah tidak melaporkan pernyataan Tedros dan Ryan dan referensi mengenai mereka di internet China tampaknya telah dihapus oleh sensor.

Penerapan nol-COVID yang kejam dan kerap kacau telah menimbulkan kekesalan yang besar di Shanghai, di mana sebagian warga telah dikenai lockdown selama satu bulan lebih. Hingga Rabu (11/5), lebih dari dua juta orang di kota itu masih terkurung di kompleks perumahan mereka, sementara restriksi telah sedikit dilonggarkan bagi lebih dari 23 juta warga lainnya. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG