Tautan-tautan Akses

Seruan Trump Hapus Undian Kartu Hijau, Akankah Terwujud?


Program Diversity Visa atau Lotere Kartu Hijau dibentuk di Amerika tahun 1990 (foto: ilustrasi).
Program Diversity Visa atau Lotere Kartu Hijau dibentuk di Amerika tahun 1990 (foto: ilustrasi).

Permintaan Presiden Donald Trump agar Kongres menghapus Program Diversity Visa atau Lotere Kartu Hijau pasca serangan teror hari Selasa (31/10) lalu di New York City mengejutkan negara-negara yang menganggap program itu sebagai tiket meraih impian tinggal di Amerika.

Program lotere kartu hijau itu diselenggarakan guna memberi peluang kepada negara-negara yang tingkat imigrasinya ke Amerika, rendah. Apakah program itu benar-benar akan dihapus? Wartawan VOA Keida Kostreci melaporkan dari Washington, usul untuk menghapus program itu sudah sampai ke Senat, tercakup dalam undang-undang reformasi imigrasi.

Presiden Trump menyebut Diversity Visa Lottery, biasa dikenal dengan lotere kartu hijau, sebagai bencana bagi Amerika.

"Program itu memberi visa bukan berdasar kepantasan, tetapi hanya karena pemohon terpilih secara acak dalam undian tahunan tersebut, dan orang-orang yang ikut undian itu bukanlah yang terbaik di negaranya."

Kepada VOA, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, mengakhiri program tersebut adalah bagian dari prinsip reformasi imigrasi yang diajukan Gedung Putih ke Kongres dan tercakup dalam undang-undang Reforming American Immigration for Strong Employment, disingkat RAISE.

Reformasi Imigrasi Amerika untuk Undang-Undang Ketenaga-kerjaan yang Kuat, yang disponsor dua senator Partai Republik, itu sudah siap untuk diperdebatkan dan di amandemen sejak Februari. Undang-Undang serupa diperkenalkan di DPR September lalu.

Tetapi Fatina Abdrabboh, pengacara di wilayah Detroit yang mengetuai kelompok advokasi Muslim mengatakan kepada kantor berita the Associated Press, menghapus program itu adalah ide yang buruk.

"Lotre Kartu Hijau sejauh ini memungkinkan kita menjadi negara yang tegak sebagai suar harapan, kekuatan dan keteguhan. Dan seruan apapun, politis atau tidak, untuk benar-benar menutup pintu itu dan benar-benar memadamkan harapan keragaman itu kepada dunia terasa meresahkan," ujar Fatina.

Menurut Fatina, program undian itu tidak merupakan ancaman dibanding jenis imigrasi lainnya.

Pengacara imigrasi di Washington, Kenneth Rinzler setuju dengan pendapat Fatina.

"Tidaklah legal menggunakan serangan teroris baru-baru ini untuk menghapus program tersebut karena pemenang lotere juga harus melalui pemeriksaan yang sama seperti orang lain," kata Rinzler.

Fraksi Republik mengatakan akan membahas undang-undang imigrasi tahun depan. Apakah penghapusan program visa itu akan terjadi bergantung pada banyak faktor, termasuk faktor politik seperti penyelidikan terhadap Rusia dan prioritas lain pemerintah.

"Pertama-tama hari sidang dalam sesi ini tinggal beberapa hari, dan mereka tampaknya lebih fokus pada masalah pajak. Apa yang mereka lakukan tahun depan, yang kebetulan adalah tahun pemilu, pemilihan sela, sulit dikatakan," imbuh Rinzler.

Diversity Visa Program dibentuk tahun 1990. Bagi orang yang ingin tingal di Amerika tetapi tidak memiliki keluarga di Amerika, atau perusahaan yang mensponsori, atau mereka bukan pengungsi, undian kartu hijau, adalah satu-satunya pilihan. Syarat utama mengikuti undian, lulus SMU atau berpengalaman kerja beberapa tahun. [ka/jm]

XS
SM
MD
LG