Tautan-tautan Akses

Serangan Iran Terhadap Aset AS Bisa Dorong Ambisi Nuklir Korea Utara


Siaran berita mengenai peluncuran misil Korea Utara tampak di layar kaca di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan, 2 Oktober 2019.
Siaran berita mengenai peluncuran misil Korea Utara tampak di layar kaca di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan, 2 Oktober 2019.

Para pakar mengatakan serangan Iran atas pangkalan militer Irak, yang juga menjadi markas tentara Amerika Serikat (AS) dan pernyataan Iran bahwa negara itu tidak lagi terikat dengan pembatasan pengayaan uranium bisa mendorong Korea Utara untuk menyempurnakan teknologi nuklir dan rudalnya.

Bruce Bennet, pakar pertahanan senior dari lembaga riset Rand Corporation mengatakan Korea Utara mungkin akan merasa kegiatan nuklirnya tidak akan mengundang tindakan AS karena AS itu sedang sibuk menghadapi Iran.

Rabu (8/1/2020) terjadi lagi serangan roket atas Kawasan Hijau di Baghdad, dekat kedutaan besar Amerika. Tidak diketahui apakah ada korban, dan belum jelas apakah serangan itu dilancarkan oleh Iran atau kelompok-kelompok proksinya.

Serangan roket itu terjadi satu hari setelah Iran melancarkan serangan atas dua pangkalan militer Irak yang digunakan pasukan Amerika. Presiden Trump mengatakan, Rabu (8/1/2020) tidak ada korban tentara Amerika atau Irak dalam serangan itu.

Joseph Bosco, pakar Asia Timur pada Lembaga Studi Korea-Amerika mengatakan, kalau Iran membunuh warga Amerika dan Amerika tidak mengambil tindakan balasan, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bisa mengambil sikap yang lebih agresif terhadap Amerika.

“Kalau Amerika tidak menanggapi, Kim akan semakin berani,” kata Bosco.

Minggu lalu, Kim Jong-un mengatakan, Korea Utara bermaksud memperkuat militernya, mengambil langkah-langkah ofensif, mengembangkan senjata strategis yang baru dan mengambil tindakan yang akan mengejutkan. Namun, Kim tidak merinci langkah-langkah itu. [ii/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG