Tautan-tautan Akses

Pakar: Pembunuhan Komandan Iran Kirim Pesan ke Korea Utara


Seorang anak lelaki membawa potret Pengawal Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan udara AS di Irak, sebelum salat Jumat di Teheran, Iran, Jumat 3 Januari 2020. (Foto: AP)
Seorang anak lelaki membawa potret Pengawal Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan udara AS di Irak, sebelum salat Jumat di Teheran, Iran, Jumat 3 Januari 2020. (Foto: AP)

Upaya Amerika untuk menghadapi Iran dalam beberapa hari ke depan akan mengalihkan perhatiannya dari Korea Utara. Pembunuhan jenderal militer tertinggi Iran oleh Amerika bisa mendorong pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpikir ulang tentang kesediaan Amerika menggunakan kekuatan, kata para pakar.

Jenderal militer tertinggi Iran tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Amerika di Baghdad hari Jumat (3/12). Qassem Soleimani, komandan Pasukan Qud Iran untuk Korps Garda Revolusi Islam Iran, dibunuh pesawat nirawak Amerika di Bandara Baghdad.

Presiden Donald Trump mengarahkan serangan drone itu di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika dan Iran.

Soleimani adalah kepala strategi pengaruh militer Iran di Timur Tengah dan arsitek operasi besar pasukan Iran dalam 20 tahun ini.

Amerika dan Iran bersaing mengerahkan pengaruh di wilayah itu sementara ketegangan antara kedua negara meningkat terkait program nuklir Iran dan keluarnya Amerika dari perjanjian nuklir yang penting tahun 2015 dengan Iran.

Hari Jumat, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan pembalasan terhadap Amerika. Kematian Soleimani diperkirakan berdampak ke seluruh wilayah itu.

Para pakar mengatakan, tewasnya Soleimani dapat mengubah pemikiran Korea Utara tentang kemampuan Amerika menggunakan kekuatan. [ka/pp]

XS
SM
MD
LG