Tautan-tautan Akses

Semakin Banyak Perempuan Mengaku Dicium dan Disentuh Trump


Donald Trump saat menghadiri acara CNN town hall yang dimoderatori oleh Anderson Cooper di Riverside Theatre, Milwaukee, Wisconsin, 29 Maret 2016 (AP Photo/Charles Rex Arbogast).
Donald Trump saat menghadiri acara CNN town hall yang dimoderatori oleh Anderson Cooper di Riverside Theatre, Milwaukee, Wisconsin, 29 Maret 2016 (AP Photo/Charles Rex Arbogast).

Trump, pengacara dan tim kampanyenya Rabu malam (12/10) membantah keras tuduhan-tuduhan terbaru mengenai perilaku tidak senonoh Trump. Trump kerap mengritik pemberitaan media mengenai kampanyenya.

Semakin banyak tuduhan yang muncul Rabu kemarin yang melibatkan calon presiden Amerika dari partai Republik Donald Trump, di mana banyak perempuan menyebut mereka diraba-raba dan dicium di pesawat, di dalam Trump Tower di New York dan di klub Mar-a-Lago milik Trump di Florida.

Sementara itu kubu kampanye Clinton menghadapi semakin banyak kontroversi yang bersumber dari ribuan email para staf Clinton yang diretas dan dipublikasikan oleh WikiLeaks.

Laporan dengan isi serupa yang dimuat di New York Times, Palm Beach Post dan majalah People menulis tentang perempuan-perempuan yang melihat rekaman video yang dilansir pekan lalu, di mana Trump mengatakan ia mencium dan meraba perempuan tanpa seizin mereka. Trump kemudian membantahnya dalam debat dengan pesaingnya, Hillary Clinton, hari Minggu lalu.

“Tidak, saya tidak melakukannya,” kata Trump ketika moderator debat, wartawan CNN Anderson Cooper, bertanya apakah Trump melakukan perbuatan yang ia sebutkan dalam rekaman video itu.

Trump, pengacara dan tim kampanyenya Rabu malam membantah keras tuduhan-tuduhan terbaru mengenai perilaku tidak senonoh Trump. Trump kerap mengritik pemberitaan media mengenai kampanyenya.

Sementara itu, kubu kampanye Clinton Rabu menghadapi semakin banyak kritik terkait peretasan terbaru sejumlah email yang kemudian diterbitkan oleh WikiLeaks.

Trump mengatakan kepada para pendukungnya hari Rabu bahwa email-email itu menunjukkan staf kampanye Clinton dengan kejam menyerang kalangan Katolik dan Kristen konservatif.

Direktur kampanye Clinton John Podesta mengatakan suatu penyelidikan FBI terhadap email-emailnya yang diretas merupakan bagian dari penyelidikan lebih luas FBI terhadap dugaan Rusia meretas email Partai Demokrat, tuduhan yang dibantah Rusia. Ia mengatakan Rusia mungkin berusaha mempengaruhi hasil pemilihan presiden agar dimenangkan Trump, yang mengatakan ia mengagumi Presiden Vladimir Putin. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG