Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB Desak AS Cabut Sanksi terhadap Iran 


Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato di markas PBB, New York, 18 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Andrew Kelly)
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato di markas PBB, New York, 18 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Andrew Kelly)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Amerika Serikat (AS) untuk mencabut sanksinya terhadap Iran dan agar kedua negara bisa kembali ke kesepakatan nuklir 2015.

“Saya mengimbau AS untuk mencabut atau mengecualikan sanksi yang tercantum di dalam rencana itu, memperpanjang pengecualian terkait perdagangan minyak dengan Republik Islam Iran, dan sepenuhnya memperbarui pengecualian untuk proyek non-proliferasi nuklir dalam kerangka Rencana itu,” tulis Antonio Guterres dalam sebuah laporan, yang dibahas Dewan Keamanan PBB, pada Rabu (30/6).

Guterres menambahkan, ia gembira dengan upaya diplomatik baru-baru ini untuk membawa kedua pihak kembali ke penerapan penuh dari kesepakatan, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA), yang hampir batal sejak mantan presiden Donald Trump menarik Amerika dari kesepakatan itu pada Mei 2018 dan memberlakukan lagi sanksi sepihak.

Sebagai tanggapan, Iran melanjutkan beberapa kegiatan nuklirnya, dan pada Juli 2019 Iran melanggar kesepakatan itu dengan melampaui batas pengayaan uranium dan tingkat persediaan nuklir. Teheran memperkaya uraniumnya hingga 60 persen dan memperluas persediaannya di luar batas yang diizinkan JCPOA.

Sejak April, ada enam putaran pembicaraan di Wina antara Iran dan negara-negara kuat yang masih berada dalam kesepakatan, yaitu Inggris, China, Perancis, Jerman, dan Rusia. Negara-negara itu bertujuan untuk menarik AS kembali ke kesepakatan nuklir. Awalnya, JCPOA secara bertahap mencabut sanksi internasional terhadap Iran dengan imbalan Iran membatasi kegiatan nuklirnya. [ps/jm]

XS
SM
MD
LG