Tautan-tautan Akses

Seberapa Besar Dampak Larangan Impor Energi Rusia?


Harga BBM di kota-kota AS mengalami lonjakan setelah pengumuman larangan impor migas Rusia oleh Presiden Joe Biden, seperti tampak di sebuah pom bensin di Los Angeles, California, hari Rabu (8/3).
Harga BBM di kota-kota AS mengalami lonjakan setelah pengumuman larangan impor migas Rusia oleh Presiden Joe Biden, seperti tampak di sebuah pom bensin di Los Angeles, California, hari Rabu (8/3).

Harga minyak dunia melonjak hari Selasa (8/3) ketika Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika akan melarang impor energi Rusia, sebuah langkah yang akan menimbulkan dampak dramatis dalam menghukum rejim Presiden Rusia Vladimir Putin karena invasi ke Ukraina.

Harga BBM di Amerika sempat meroket dan mencemaskan banyak warga. Di California, pengemudi harus membayar sekitar 30% lebih tinggi dibanding setahun lalu. Hal ini diperkirakan akan memburuk seiring pengumuman Presiden Joe Biden hari Selasa (8/3) yang melarang impor energi Rusia.

“Amerika menarget urat nadi utama ekonomi Rusia. Kami melarang semua impor minyak, gas dan energi Rusia. Ini berarti minyak Rusia tidak lagi dapat masuk ke pelabuhan-pelabuhan Amerika, dan bahwa rakyat Amerika memberikan pukulan keras lain ke mesin perang Putin,” tandas Biden.

Presiden AS Joe Biden ketika mengumumkan sanksi terbaru AS terhadap Rusia berupa larangan impor terhadap energi Rusia termasuk migas, Selasa (8/3).
Presiden AS Joe Biden ketika mengumumkan sanksi terbaru AS terhadap Rusia berupa larangan impor terhadap energi Rusia termasuk migas, Selasa (8/3).

Ketika Presiden Biden mengumumkan larangan impor itu, Inggris mengumumkan akan menyudahi impor minyak Rusia tahun ini. Sementara Uni Eropa mengatakan akan mengurangi permintaan gas alam Rusia hingga dua per tiga tahun ini.

Beberapa analis mengatakan meskipun ada kekurangan pasokan dan kenaikan harga, dalam jangka pendek pendapatan energi Rusia mungkin tidak terlalu terpengaruh. Tetapi di luar dampak sanksi keuangan terhadap Rusia itu, pada akhirnya larangan itu diperkirakan akan menimbulkan dampak yang sangat signifikan.

Kristine Berzina di German Marshall Fund mengatakan, “Agak sulit untuk mengantisipasi dampak langsung yang akan dirasakan karena ini terkait dengan harga minyak dan gas pada saat tertentu. Tetapi penurunan penjualan minyak, gas dan batubara Rusia secara signifikan tentu akan merugikan ekonomi Rusia; karena jika hanya menaikkan biaya komoditi per unit maka tidak akan mengganti perubahan haluan yang dramatis dalam ekonomi Amerika dan Eropa.”

Impor minyak, gas dan energi dari Rusia hanya 8% dari total pasokan energi Amerika, sementara ketergantungan Uni Eropa pada gas alam Rusia mencapai 40% dan ketergantungan pada minyak mencapai 27%.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak berbicara kepada Associated Press tentang pembatasan pelaporan konflik Rusia.

“Merupakan hal yang mustahil untuk menggantikan dengan cepat volume minyak Rusia di pasar Eropa. Hal ini akan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun, dan akan menjadi jauh lebih mahal bagi konsumen Eropa,” tukasnya.

Tekanan intensif dari anggota-anggota Partai Demokrat dan Partai Republik di Kongres mendorong Biden memberlakukan larangan impor itu. Ia juga telah mengijinkan dikeluarkannya 30 juta barel minyak dari cadangan strategis Amerika, dan pejabat-pejabatnya kini sedang menjangkau para produsen minyak Venezuela dan Arab Saudi untuk menutupi kekurangan pasokan dari Rusia.

Upaya Mencegah Rusia Manfaatkan "Celah Kripto" untuk Kelabui Sanksi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:45 0:00

Yang menarik jajak pendapat Quinnipiac University yang dirilis hari Senin (7/3) menunjukkan 71% warga Amerika mendukung larangan impor terhadap Rusia, meskipun hal ini akan membuat harga BBM melesat.

Warga Los Angeles Jacqueline Saint Anne mengatakan, “Saya lebih baik membayar harga BBM lebih tinggi dibanding membiarkan rezim otoriter berkuasa di Ukraina.”

Sementara Eric mengatakan, “Ini merupakan harga yang harus dibayar untuk melakukan hal yang benar.”

Larangan impor energi Rusia dan krisis yang masih berlangsung di Ukraina memang telah menaikkan harga minyak dunia, di mana harga minyak jenis Brent pada hari Selasa naik menjadi 132 dolar per barel. Tetapi sehari kemudian harga minyak jenis Brent ini kembali stabil, dengan turun 3% menjadi 124 dolar 18 sen per barel. Ini berarti kenaikan harga tertinggi sejak 22 Juli 2008 yang dikhawatirkan warga Amerika, berhenti pada hari Selasa 7 Maret. [em/lt]

XS
SM
MD
LG