Tautan-tautan Akses

Sebagian Kasus Baru Covid-19 di Korea Selatan Terjadi di Gereja


Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung memasukkan sampel ke dalam kantong plastik saat pengujian Covid-19 di klinik darurat di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 5 Juni 2020. (Foto: AP/Ahn Young-joon)
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung memasukkan sampel ke dalam kantong plastik saat pengujian Covid-19 di klinik darurat di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 5 Juni 2020. (Foto: AP/Ahn Young-joon)

Korea Selatan melaporkan 103 kasus baru virus corona, Jumat (14/8), salah satu peningkatan tertinggi dalam beberapa bulan ini. Para pejabat telah menyampaikan keprihatinan bahwa perebakan di beberapa kota mulai tidak terkendali.

Delapan puluh tiga kasus baru dilaporkan terjadi di Seoul. Kota-kota lain yang juga melaporkan perebakan adalah Busan, Gwangju dan Ulsan. Untuk menekan meluasnya perebakan pandemi ini, gubernur provinsi Gyeonggi di dekat Seoul, Lee Jae-myung, telah mengeluarkan perintah administratif untuk menutup 15.779 fasilitas keagamaan di provinsi itu, sebagian besar adalah gereja, selama dua minggu.

Gereja telah menjadi sumber perebakan utama karena banyak pengelola gereja tidak mengharuskan jemaat untuk mengenakan masker dan mengijinkan mereka bernyanyi atau makan bersama tanpa memperhatikan pembatasan fisik.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan jika perebakan terus meluas maka otorita berwenang akan kembali memperketat aturan, yang mencakup larangan untuk berkumpul dalam jumlah besar, penutupan fasilitas-fasilitas “berisiko tinggi” seperti karaoke dan bar, serta melarang para fans menyaksikan langsung pertandingan di stadion-stadion. [em/pp]

XS
SM
MD
LG