Tautan-tautan Akses

Rencana Film Tentang Serangan Masjid di Selandia Baru Tuai Kritik


Rose Byrne, saat menghadiri pemutaran perdana film "The Irishman" di Alice Tully Hall, New York, 27 September 2019. (Foto: dok).
Rose Byrne, saat menghadiri pemutaran perdana film "The Irishman" di Alice Tully Hall, New York, 27 September 2019. (Foto: dok).

Rencana tentatif pembuatan film yang menceritakan tanggapan Perdana Menteri Jacinda Ardern terhadap serangan seorang pria bersenjata terhadap jemaah Muslim menuai kritik di Selandia Baru, Jumat (11/6), karena tidak berfokus pada para korban.

Media berita Hollywood "Deadline" melaporkan bahwa aktris Australia Rose Byrne akan berperan sebagai Ardern dalam film "They Are Us" yang sedang ditawarkan oleh FilmNation Entertainment yang berbasis di New York kepada para pembeli internasional.

Film tersebut akan mengambil setting beberapa hari setelah serangan tahun 2019 yang menewaskan 51 orang di dua masjid di Christchurch.

"Deadline" mengatakan film itu akan mengisahkan tanggapan Ardern terhadap serangan itu dan bagaimana orang-orang bersatu mendukung pesan belas kasih dan persatuannya, dan seruannya yang berhasil untuk melarang beredarnya jenis senjata semiotomatis paling mematikan di negara itu.

Judul film tersebut berasal dari kata-kata yang diucapkan Ardern dalam pidatonya segera setelah serangan tersebut. Pada saat itu, Ardern dipuji di berbagai penjuru dunia atas tanggapannya.

Tetapi banyak orang di Selandia Baru menyatakan prihatin tentang rencana film tersebut. Aya Al-Umari, yang kakak laki-lakinya, Hussein, terbunuh dalam serangan itu, menulis singkat di Twitter-nya ”Yeah nah”, sebuah frasa di Selandia Baru yang berarti “Tidak”.

Abdigani Ali, juru bicara Asosiasi Muslim Canterbury, mengatakan bahwa masyarakat mengakui kisah serangan yang perlu diceritakan “tetapi kami ingin memastikan bahwa itu dilakukan dengan cara yang tepat, otentik, dan sensitif.''

Tina Ngata, seorang penulis dan advokat, lebih blak-blakan. Ia mencuitkan di media sosial itu bahwa pembantaian Muslim seharusnya tidak menjadi latar belakang film mengenai “kekuatan wanita kulit putih”.

Kantor Ardern mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa perdana menteri dan pemerintahnya tidak terlibat dalam film tersebut.

"Deadline" melaporkan bahwa warga Selandia Baru Andrew Niccol akan menulis dan menyutradarai proyek tersebut dan bahwa naskah tersebut dikembangkan melalui konsultasi dengan beberapa anggota masjid yang terkena dampak tragedi tersebut.

Andrew Niccol. (Foto: dok/AP).
Andrew Niccol. (Foto: dok/AP).

Niccol mengatakan film itu bukan tentang serangan tetapi lebih pada tanggapannya. “Film ini membahas masalah bersama kemanusiaan, itulah sebabnya saya pikir itu akan didengar orang-orang di seluruh dunia,” kata Niccol kepada Deadline. “Ini adalah contoh bagaimana kita harus merespons ketika ada serangan terhadap sesama manusia.''

Agen Byrne dan FilmNation tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Associated Press. Laporan itu mengatakan proyek itu akan difilmkan di Selandia Baru tetapi tidak mengatakan kapan akan dimulai.

Niccol dikenal karena menulis dan menyutradarai film "Gattaca", dan menulis "The Terminal" dan "The Truman Show", yang membuatnya mendapatkan nominasi Oscar.

Byrne dikenal karena perannya dalam film-film seperti Spy dan Bridesmaids. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG