Tautan-tautan Akses

Redam Aksi Protes, Jaringan Internet di Myanmar Dibuat Tak Stabil


Kombinasi gambar ini menampilkan logo perusahaan dari kiri, Twitter, YouTube, dan Facebook. (Foto: AP)
Kombinasi gambar ini menampilkan logo perusahaan dari kiri, Twitter, YouTube, dan Facebook. (Foto: AP)

Selama 24 malam terakhir, warga Myanmar mengalami pola yang sama: sebagian besar sambungan internet putus, lalu pada pagi hari muncul kembali.

Kemudian, puluhan ribu orang di negara itu dengan cepat menggunakan aplikasi Psiphon dan lainnya yang menghindari filter dan pemblokiran yang dipasang oleh pemerintah militer sehingga mereka dapat menjangkau situs-situs populer seperti Facebook, Twitter, dan lainnya.

Pemutusan Internet pada malam hari dilakukan oleh pemerintah militer Myanmar.

Internet tidak dirancang “untuk dimatikan dan dihidupkan,” kata Michael Hull, Presiden Psiphon, alat pengelak untuk menghindari deteksi seperti jaringan pribadi virtual (VPN) yang memungkinkan pengguna membuka situs tanpa terdeteksi. Psiphon bekerja sama dengan organisasi-organisasi berita seperti VOA.

Myanmar adalah negara terbaru yang mengalami pemutusan sambungan Internet. Di seluruh dunia, banyak pemerintah menggunakan strategi serupa dalam masa krisis.

Pada tahun 2020, ada 155 pemutusan Internet di 29 negara, menurut Access Now, sebuah kelompok hak-hak digital. [lt/ps]

Recommended

XS
SM
MD
LG