Tautan-tautan Akses

Raksasa Teknologi AS Menentang Larangan Visa Trump


Para pekerja asing di "Kampus Apple" di Cupertino, California, AS (foto: ilustrasi).
Para pekerja asing di "Kampus Apple" di Cupertino, California, AS (foto: ilustrasi).

Presiden AS Donald Trump menangguhkan masuknya sejumlah pekerja asing sebagai upaya meningkatkan perekrutan tenaga kerja domestik. Ini memicu tentangan dari sejumlah perusahaan Amerika dan CEO sektor teknologi termasuk Sundar Pichai dari Google, dan Elon Musk dari Tesla. Penangguhan visa yang berlaku mulai 24 Juni 2020, akan berlangsung hingga akhir tahun dan diperkirakan dapat menyediakan 525.000 lapangan pekerjaan bagi warga AS.

Berbagai perusahaan teknologi tinggi itu memberikan reaksi masing-masing atas keputusan Presiden Trump tersebut.

Sundar Pichai, CEO Alphabet, menyatakan dalam sebuah cuitan, "Imigrasi sangat memberikan kontribusi bagi keberhasilan ekonomi Amerika, menjadikannya pemimpin global dalam teknologi, dan juga perusahaan Google sekarang ini.”

Susan Wojcicki, pemimpin YouTube, melalui twitter menyatakan, "Imigrasi menjadi pusat kisah sukses Amerika, dan juga kesuksesan keluarga saya sendiri. Keluarga saya selamat dari bahaya dan menemukan rumah baru di Amerika ... di Youtube.”

"Amazon menentang keputusan pemerintahan AS yang terburu-buru dalam penghentian sementara program visa bagi orang-orang yang berkemampuan tinggi. Menyambut talenta terbaik & berbakat dari seluruh dunia merupakan hal sangat penting dalam pemulihan ekonomi Amerika. Kami terus dukung program-program ini & upaya untuk melindungi hak-hak imigran," demikian perusahaan Amazon Inc. menyatakan.

"Seperti Apple, negara yang berasal dari para imigran ini selalu mendapatkan kekuatan dalam keragaman yang dimiliki masing-masing, dan mengusahakan tercapainya the American Dream. Kemakmuran tidak akan tercapai tanpa keduanya," kata CEO Apple, Tim Cook dalam cuitannya.

Facebook menyatakan, "Keputusan terbaru Presiden Trump itu menggunakan pandemi COVID-19 sebagai pembenaran untuk membatasi imigrasi. Pada kenyataannya, mencegah masuknya orang-orang yang sangat terampil ke AS akan mempersulit pemulihan negara kita."

Presiden Microsoft, Brad Smith melalui cuitan di Twitter menyatakan "Sekarang bukan saatnya untuk memutuskan sejumlah tenaga berbakat dunia atau menciptakan ketidakpastian dan kegelisahan. Imigran memainkan peran penting di perusahaan kita dan mendukung infrastruktur kritis negara kita."

Sementara itu CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk menulis dalam Twitter, "Sangat tidak setuju dengan tindakan ini. Menurut pengalaman saya, keterampilan orang-orang asing ini justru menciptakan lapangan kerja. Reformasi visa masuk akal, tetapi tindakan (Presiden Trump) ini terlalu luas." [mg/ii]

XS
SM
MD
LG