Tautan-tautan Akses

Raja Yordania Prihatin atas Pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel


Raja Yordania Abdullah dan istrinya Ratu Rania bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence dan istrinya Karen Pence (tidak ada di foto) di Istana di Amman, Yordania, 21 Januari 2018.
Raja Yordania Abdullah dan istrinya Ratu Rania bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence dan istrinya Karen Pence (tidak ada di foto) di Istana di Amman, Yordania, 21 Januari 2018.

Raja Yordania Abdullah mengutarakan keprihatinan mengenai keputusan Washington untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dalam pembicaraan dengan Wakil Presiden Amerika Mike Pence.

Raja tersebut mengatakan kepada wakil presiden bahwa solusi satu-satunya terhadap konflik Israel-Palestina adalah solusi dua negara dan bahwa Yerusalem Timur harus menjadi ibukota negara Palestina di masa depan.

Yordania adalah persinggahan kedua dalam perlawatan Timur Tengah selama 4 hari wakil presiden Amerika itu.

Persinggahan pertamanya adalah Kairo di mana ia berjanji Amerika akan terus mendukung Mesir dalam perangnya melawan terorisme.

Sebelum terbang ke Israel, Pence akan bertemu dengan pasukan Amerika di kawasan itu.

Ia akan berpidato di Knesset, parlemen Israel dan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengatakan hari Minggu (21/1) dalam rapat kabinetnya bahwa Pence adalah "sahabat agung dan sejati Israel." Perdana menteri itu menambahkan bahwa menurutnya tindakan memalukan bahwa partai utama Arab dalam parlemen berencana memboikot pidato Pence hari Senin.

Pence, seorang Kristen konservatif, ikut mendorong pengakuan Yerusalem oleh Amerika sebagai ibukota Israel, keputusan yang disambut dengan baik oleh golongan Kristen konservatif di Amerika Serikat.

Kunjungan Pence ke Timur Tengah adalah kunjungan tingkat tertinggi oleh pejabat Amerika ke kawasan itu sejak Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel bulan Desember.Pence diperkirakan tidak akan bertemu dengan para pemimpin Palestina. [gp]

XS
SM
MD
LG