Tautan-tautan Akses

Kisah Radio Kampus di AS: Tetap Bertahan 'Mengudara' di Tengah Pandemi


Sebuah mikrofon di sebuah stadio radio. (Foto: Courtesy/U.S. Air Force)
Sebuah mikrofon di sebuah stadio radio. (Foto: Courtesy/U.S. Air Force)

Radio kampus tersebar di perguruan tinggi Amerika, dikelola oleh para mahasiswa dengan dukungan dari universitas dan warga setempat. Pandemi corona telah berimbas pada komunitas radio kampus ini, salah satunya adalah Radio K, milik Universitas Minesotta di Minneapolis.

Radio tersebut berjuang untuk tetap mengudara sementara menghadapi masalah-masalah teknis. Tantangan lainnya sebagian pengelola radio kampus juga akan lulus dan harus mengalihkan kepemimpinan di radio-radio kampus yang mereka bina dan perjuangkan.

Pada bulan Maret, Program Direktur Radio K, Darby Ottoson memanggil para penyiar yang bekerja 12 menit sebelum giliran kerja mereka berakhir untuk memberi tahu kegiatan stasiun radio akan beralih secara online. Kampus ditutup, dan Radio K harus beradaptasi dengan cepat.

Pemandangan studio penyiaran acara radio berbahasa Pashto, 16 Agustus 2012, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters)
Pemandangan studio penyiaran acara radio berbahasa Pashto, 16 Agustus 2012, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters)

Industri musik tersentak oleh COVID-19, dari penutupan tempat-tempat penting sampai waktu yang belum ditentukan hingga stasiun radio setempat seperti Radio K. Stasiun radio yang dikelola mahasiswa, nirlaba beroperasi dari jarak jauh selama pandemi -yang berarti tidak ada siaran langsung dan tidak ada siaran di dalam studio, demikian dilaporkan surat kabar Minnesota Daily.

Sekarang, 17 ribu CD di studio Rarig Center tidak bisa digunakan sehingga Direktur Musik Maddie Schwappach harus berinovasi. Ia mengatakan Radio K kembali memutarkan lagu-lagu ke udara setiap hari. Lagu-lagu itu biasanya diputar antara sekitar jam 3 pagi dan 6 pagi, ketika banyak mahasiswa yang menjadi penyiar tidur -tetapi itu menjadi satu-satunya cara stasiun radio itu bisa memutar lagu dari jarak jauh.

"Untuk memberi tahu semangat radio kampus bahwa kami dengan cepat bisa berubah dan berupaya menciptakan rasa kebersamaan," kata Ottoson. "Saya tidak ragu ketika ini semua mulai terjadi Radio K akan mengatasinya karena kami selalu melakukannya."

Radio K telah mempertahankan beberapa program yang mirip program normalnya, kata Ottoson. Real College Podcast masih direkam, dan acara stasiun radio lokal ini, baru-baru ini mengadakan sesi studio Live Instagram dengan Minneapolis favorit Early Eyes dengan mengudarakan musik di gelombang radio.

Untuk memperluas konten jarak jauh, Schwappach telah menghubungi berbagai label rekaman untuk mendapatkan sebanyak mungkin file digital.

"Mendigitalkan 17 ribu CD benar-benar tidak mungkin," kata Schwappach.

Tim radio kampus ini merekam klip audio dari rumah untuk memotong lagu-lagu menggantikan siaran musik langsung. Misi dukungan stasiun radio ini, seharusnya dimulai beberapa waktu lalu, tetapi Ottoson mengatakan fokusnya kini beralih dari "Mohon beri sumbangan" menjadi "mohon tetaplah bertahan."

Meskipun tanpa janji dukungan Direktur Pemasaran Radio K, Rose O'Neill mengatakan, stasiun radio ini mendapat dukungan melimpah dari pendengar selama pandemi. Ia mengatakan timnya telah meningkatkan kehadirannya di media sosial dan lebih terlibat lagi dengan pendengar.

“Jika terjadi sesuatu yang besar, terutama seperti ini dan sekarang banyak warga tinggal dirumah, Radio K menjadi tujuan,” kata O'Neill.

Kualitas suaranya tidak berkurang secara signifikan karena banyak penyiar menjadi anggota band atau melakukan pekerjaan audio sebagai hobi. Meskipun itu terjadi, Ottoson mengatakan status sebagai radio kampus memungkinkan beberapa klip yang tidak dipoles.

"Kami sangat menghargai fakta status kami sebagai Radio Kampus, sedikit seperti buatan sendiri," kata Ottoson. "Saya kira sangat menarik bagi warga untuk mengetahui bahwa kami masih berusaha untuk melanjutkan misi kami, siaran sebisa mungkin pada saat ini."

Seorang jurnalis bekerja di studio BFM Radio Perancis selama di kampus HEC School of Management di Jouy-en-Josas, dekat Paris, 3 September 2009, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters/Benoit Tessier)
Seorang jurnalis bekerja di studio BFM Radio Perancis selama di kampus HEC School of Management di Jouy-en-Josas, dekat Paris, 3 September 2009, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters/Benoit Tessier)

Beberapa pimpinan senior stasiun radio ini, terutama Schwappach dan Ottoson akan lulus, dan mereka masih mengatur bagaimana menyerahkan kepemimpinan mereka. Pekerjaan mereka berubah secara signifikan ketika bekerja dari jarak jauh, yang menyulitkan melakukan pelatihan.

Seperti banyak mahasiswa Universitas yang lulus semester ini, acara perpisahan yang sedianya meriah berakhir seperti hari biasa bagi Schwappach. Ia merinci jadwal tugas siaran terakhirnya yang tidak terduga dalam sebuah artikel untuk koran mingguan City Pages, Twin Cities dengan judul, "Tanpa sengaja saya mengakhiri karir sebagai penyiar radio kampus saya dengan lagu 'Yellow' milik Coldplay."

Terlepas dari beberapa kesulitan pengalihan kegiatan secara online dan transisi kepemimpinan Ottoson dan Schwappach mengatakan Radio K akan tetap tangguh.

"Kami benar-benar mapan dan mendapat dukungan dari masyarakat dan Universitas, jadi saya kira kami bisa melanjutkan dengan baik," kata Ottoson. [my/jm]

XS
SM
MD
LG