Perundingan antara Israel dan Hamas, yang bertujuan untuk meredakan peperangan di Gaza, berlanjut pada Sabtu (28/10), meski Israel mengintensifkan serangan terhadap kantong permukiman itu. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang sumber yang menerima informasi mengenai perundingan itu.
Perundingan belum menemui jalan buntu, tetapi berlangsung dalam "kecepatan yang jauh lebih lambat" dibandingkan sebelum eskalasi pada Jumat (27/10) malam, kata sumber tersebut kepada Reuters. Sumber itu berbicara tanpa menyebut nama karena sensivitas perundingan itu.
Rakyat yang terkepung di Gaza nyaris tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar pada Sabtu (28/10) karena jet-jet tempur Israel menjatuhkan lebih banyak bom di kantong permukiman yang dikuasai kelompok Hamas Palestina. Para komandan militer mengatakan serangan darat yang sudah lama diumumkan sedang berlangsung.
Qatar telah melancarkan diplomasi di belakang layar selama lebih dari tiga minggu dengan berbicara kepada para pejabat Hamas dan Israel untuk mendorong perdamaian dan mengusahakan pembebasan para sandera.
Berkat mediasi Qatar pekan lalu, dua sandera warga Amerika – seorang ibu dan anak perempuan – dan dua perempuan lansia Israel dibebaskan.
Israel mengatakan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dibunuh dalam serangan oleh kelompok Islamis itu dan 224 orang disandera, yang kebanyakan memegang paspor asing dari 25 negara.
Israel telah mengebom dan menyerang Gaza dengan lebih intensif selama tiga pekan terakhir dari sebelumnya. Otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 7.000 orang Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas.
Qatar, negara kecil tapi kaya energi dan kekuatan investasi, punya ambisi politik luar negeri. Negara itu mempunyai jalur komunikasi langsung dengan Hamas yang memiliki kantor politik di Doha.
Para diplomat Qatar sebelumnya pernah membantu mediasi gencatan senjata antara kelompok Islamis dan Israel. [ft/ah]