Tautan-tautan Akses

Putri Duterte Mungkin Ikut Bertarung di Pilpres 2022


Wali kota Davao, Sara Duterte-Carpio (kiri), yang juga putri Presiden Duterte, pada sebuah acara di Metro Manila, Filipina (foto: dok).
Wali kota Davao, Sara Duterte-Carpio (kiri), yang juga putri Presiden Duterte, pada sebuah acara di Metro Manila, Filipina (foto: dok).

Sehari setelah mengejutkan publik dengan mengumumkan pengunduran dirinya untuk bertarung sebagai wakil presiden dalam pemilu tahun depan dan pensiun dari dunia politik, Presiden Filipina Rodrigo Duterte hari Minggu (3/10) mengumumkan kemungkinan putrinya mencalonkan diri dalam pemilu 2022.

Sejumlah media melaporkan putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio, akan bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun 2022. Pembantu dekat ayahnya sejak lama – yang telah mencalonkan diri sebagai wakil presiden – akan menjadi pendampingnya.

Sara Duterte-Carpio, yang saat ini menjabat sebagai wali kota Davao – kota ketiga terbesar di Filipina – hari Sabtu (2/10) baru mengajukan diri untuk mempertahankan masa jabatannya sebagai wali kota. Sebelumnya ia mengatakan tidak ingin bertarung dalam pilpres tahun depan.

Kantor berita Reuters mengutip ABS-CBN, yang mendasarkan laporannya dari wawancara Duterte dengan seorang wartawan segera setelah ia mengumumkan pengunduran dirinya dari politik dan menemani Senator Christopher “Bong” Go – salah seorang tokoh yang paling setia kepadanya – untuk mendaftarkan diri sebagai kandidat wakil presiden.

Ia (Duterte.red) ditanya, “Jadi jelas ya Sara-Go?” Duterte menjawab, “Iya Sara-Go.”

Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte

Ketika diminta untuk mengukuhkan apa yang dikatakan Presiden Duterte, juru bicara Sara Duterte-Carpio, Christina Garcia Frasco mengatakan kepada Reuters, “Apa yang saya ketahui sama seperti yang juga diberitakan di media lokal. Kami tidak memiliki komentar tentang itu.”

Senator Christopher “Bong” Go belum menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters.

Laporan berita ABS-CBN mengatakan telah memperoleh izin dari wartawan yang mewawancarai Duterte untuk menggunakan video wawancara yang menunjukkan Duterte berada di luar sebuah hotel di Manila, tempat pendaftaran kandidat pemilu. Wartawan itu juga memberikan transkrip wawancaranya.

Dalam klip yang sama, Duterte ditanya kapan putrinya akan mengajukan pencalonannya sebagai presiden, ia menjawab, “Saya benar-benar tidak tahu. Saya sama sekali tidak tahu.”

Ditanya lagi, apakah ia telah mengizinkan putrinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, Duterte menjawab, “Ah, tidak. Sebenarnya kami tidak bicara tentang politik. Sudah lama kami tidak pernah bicara tentang politik. Saya katakan bahwa itu demi hal yang lebih baik.”

Partai politik Duterte juga belum mengukuhkan secara resmi kandidat yang akan dicalonkan, sedangkan Duterte-Carpio berasal dari partai lain.

Pakar politik Temario Rivera mengatakan meskipun putri Duterte berpotensi menang, hasil berbeda mungkin didapat dengan kehadiran Go yang tidak memiliki basis politik. Ini membuat “tiket” Duterte-Carpio dan Go menjadi “lemah.” “Ini akan menjadi keputusan politik yang tidak tepat karena nilai tambah apa yang bisa diberikan Bong Go pada pencalonan Sara?,” ujar Rivera.

Meskipun sejauh ini Duterte-Carpio merupakan calon presiden yang paling populer, menurut jajak pendapat yang dilakukan secara berturut-turut tahun ini, Go – yang merupakan ajudan presiden sejak lama sebelum menjadi senator – hanya menjadi salah satu calon wakil presiden dalam daftar.

Duterte, yang berusia 76 tahun, Sabtu lalu mengatakan mengundurkan diri dari politik, langkah yang mengejutkan dan memicu spekulasi bahwa ia memuluskan jalan bagi putrinya. Sebelumnya Duterte diperkirakan akan bertarung untuk menjadi wakil presiden, langkah yang ditentang sebagian besar warga Filipina karena melanggar spirit konstitusi yang membatasi kesempatan kepada presiden hanya untuk menjabat satu kali agar tidak menyalahgunakan kekuasaan.

Dalam perkembangan lainnya Wakil Presiden Leni Robredo pekan ini akan memutuskan apakah ia akan bertarung dalam pilpres tahun depan. Juru bicara Robredo hari Minggu (3/10) menyampaikan hal ini setelah saingan berat Robredo dan sekaligus petahana Rodrigo Duterte mengundurkan diri dari politik.

Robredo, yang dikenal sebagai pengecam keras kebijakan Duterte yang kontroversial untuk memberantas narkoba, kemungkinan akan menjadi satu-satunya kandidat oposisi dalam pemilu Mei 2022.

Juru bicara Robredo, Barry Gutierrez, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ia belum menerima nominasi koalisi oposisi dan akan mengumumkan keputusannya sebelum batas waktu pengajuan nominasi pada 8 Oktober. [em/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG