Kiprah Muhammadiyah, yang bergerak sejak tahun 1912, dinilai sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah bangsa. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika membuka secara resmi Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/11).
"Muhammadiyah menebarkan Islam yang menjaga persatuan, Islam yang menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Syiar ajaran Islam di Indonesia merupakan yang paling terbuka lebar dibandingkan negara-negara muslim di Asia Tenggara maupun Timur Tengah ," kata Jokowi di hadapan ribuan muktamirin Muhammadiyah.
Secara khusus Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Muhammadiyah dan Aisyiyah yang telah ikut serta membantu pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di Tanah Air.
"Terima kasih telah menggerakkan lebih dari 120 rumah sakit Muhammadiyah dan 235 klinik kesehatan milik Muhammadiyah yang aktif dalam mengedukasi masyarakat, serta dalam pengobatan dan vaksinasi selama pandemi," ujarnya.
Presiden menambahkan, lewat dukungan Muhammadiyah dan 'Aisyiah tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19. Indonesia juga termasuk negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia karena telah menyuntikkan lebih dari 440 juta dosis vaksin kepada masyarakat di seluruh Tanah Air.
"Keberhasilan kita dalam menangani pandemi ini telah menjadi fondasi penting dalam pemulihan ekonomi nasional kita," ungkap Presiden.
Gerakan Muhammadiyah Semakin Mendunia
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan perkembangan Muhammadiyah di tingkat regional, nasional hingga global menjadi optimisme gerakan Islam yang menekuni berbagai bidang. Gerakan keagamaan dan kemasyarakatan Muhammadiyah menjadi model peran menciptakan Islam berkemajuan.
“Muhammadiyah telah menunjukkan perkembangan yang progresif hingga ke luar negeri. Bahkan mendirikan University Muhammadiyah Malaysia, Muhammadiyah college Australia di Melbourne, Markas Dakwah di Kairo , serta gerakan PCIM-PCIA di 28 negara,” jelas Haedar.
Ditambahkannya, Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan sedianya mampu menghadapi tantangan global, terlebih mengingat usia organisasi massa ini yang sudah lebih dari satu abad.
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berlangsung pada 18-21 November ini akan memilih kepengurusan baru dan menetapkan program kerja lima tahun mendatang. Tema besar yang diusung dalam muktamar kali ini adalah “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta.” Ratusan ribu pengurus, kader dan simpatisan Muhammadiyah dari berbagai daera dan perwakilan dari luar negeri ikut menghadiri muktamar yang berlangsung di tiga lokasi, yaitu di Stadion Manahan Solo, Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS Sukoharjo dan kompleks bekas pabrik gula De Tjolomadoe Karanganyar. [ys/em]
Forum