Tautan-tautan Akses

Presiden Jokowi: Pembangunan SDM Besar-besaran Mulai Tahun 2019


Presiden Joko Widodo menghadiri resepsi peringatan satu abad Madrasah Mu'allimin dan Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (6/12). (Foto: VOA/Munarsih Sahana)
Presiden Joko Widodo menghadiri resepsi peringatan satu abad Madrasah Mu'allimin dan Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (6/12). (Foto: VOA/Munarsih Sahana)

Presiden Joko Widodo dalam kunjungan di Yogyakarta pada Kamis (6/12) mengatakan, mulai tahun 2019 Indonesia akan mulai mengembangkan sumber daya manusia secara besar-besaran.

Presiden Joko Widodo pada Kamis (6/12) menghadiri peringatan satu abad Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat Muhammadiyah di Yogyakarta yang telah melahirkan banyak tokoh termasuk Mas Mansoer dan Jarnawi Hadikusumo. Presiden mengatakan, mulai 2019 Indonesia akan mengembangkan secara besar-besaran sumberdaya manusia melalui pendidikan.

Sementara pembangunan infrastruktur akan dilanjutkan termasuk di Papua meskipun beberapa hari lalu 20 pekerja proyek di Kabupaten nDuga Papua tewas akibat diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata. Tetapi pembangunan di Papua tidak akan dihentikan, kata Presiden Jokowi.

“Mulai tahun depan, strategi pembangunan kita akan kita geser yaitu pada pembangunan sumberdaya manusia (SDM) dan tentu saja ini akan dijadikan secara besar-besaran. Baik untuk vocational training, vocational school, politeknik, juga menyekolahkan anak-anak kita banyak-banyak keluar untuk menimba ilmu karena perubahan global saat ini cepat sekali,” imbuhnya.

Ahmad Syafii Maarif, pembina sekaligus lulusan Madrasah Mu’allimin mengapresiasi presiden yang banyak memberikan perhatian kepada sejumlah perguruan dibawah Muhammadiyah. Pemerintah juga membantu pembangunan gedung terpadu untuk Madrasah Mu’allimin yang baru di Yogyakarta. Menurut Syafii, bantuan pemerintah di bidang pendidikan hasilnya akan kembali ke bangsa dan negara.

“Mu’alimin ini adalah madrasah yang sudah berusia satu abad, didirikan pada tahun 1918 oleh pendidi Muhammadiyah Kyai Haji Ahmad Dahlan. Presiden ini masih akan berkunjung ke universitas Aisyiyah. Ini kalau ada orang mengatakan presiden tidak peduli dengan Islam, hentikanlah cara-cara itu. Yang datang ini presiden, bukan calon presiden,” kata Ahmad Syafii.

Presiden Joko WIdodo dalam kunjungan ke kampus Unisa Yogyakarta, melakukan swa foto bersama para dosen Unisa yang sekitar 85 persen perempuan. (Foto:VOA/Munarsih Sahana).
Presiden Joko WIdodo dalam kunjungan ke kampus Unisa Yogyakarta, melakukan swa foto bersama para dosen Unisa yang sekitar 85 persen perempuan. (Foto:VOA/Munarsih Sahana).

Menteri BUMN Rini Soemarno yang ikut rombongan presiden mengatakan, sejumlah BUMN akan patungan membantu pembangunan gedung Madrasah Mu’allimin.

“Yang akan membangun adalah PP Muhammadiyah karena pada waktu itu kita sudah survei lahannya. Jadi, karena itu kita mulai pembangunannya minggu depan,” jelas Menteri .

Usai dari Madrasah Mu’allimin, Presiden Jokowi melihat fasilitas yang ada di Universitas Aisyiyah (Unisa) yang mengembangkan banyak program studi kesehatan. Presiden mengatakan, kunjungan ke Unisa itu untuk melihat potensi pengembangan SDM Kesehatan.

“Memang saat ini kita ingin melihat hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia. Seperti kita melihat di Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat kekuatan-kekuatan apa yang ada, kemudian ini dalam rangka perencanaan besar ke depan termasuk di Universitas Aisyiyah kita lihat fokusnya berbeda-beda. Saya kira ini yang akan menjadi kekuatan-kekuatan sentral bagi pembangunan SDM yang kita harapkan akan besar-besaran dimulai 2019,” kata Presiden Jokowi.

Warsiti, rektor Unisa mengatakan pihaknya akan mengembangkan studi Fisioterapi hingga tingkat pasca sarjana.

“Unitnya Fisioterapi ini merupakan kliniknya Fisioterapi yang kita miliki, di mana itu bisa digunakan sebagai klinik sekaligus untuk pembelajaran mahasiswa. Untuk studi fisioterapi ini akan kita kembangkan untuk tingkat pasca sarjana. Di Indonesia sendiri program pasca sarjana Fisioterapi itu belum ada,” jelas Warsiti.

Sementara itu, Ki Sutikno, tokoh pendidikan di Perguruan Taman Siswa mengingatkan tentang kredo pengembangan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara agar SDM Indonesia unggul di tingkat global.

“Sekarang saatnya pemerintah hamemayu-hayuning bangsa,artinya negara dan bangsa ini bisa maju kalau bangsa ini memiliki kepekaan global. Kepekaan global itu sekarang adalah kemajuan teknologi dan informasi. Barangsiapa menguasai teknologi informasi seluas-luasnya,maka dia akan menguasai dunia.” [ms/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG