Tautan-tautan Akses

Polri Pastikan 5 Orang yang Ditangkap di Jabodetabek Anggota ISIS


Wakapolri Komjen Badrodin Haiti saat memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, 23 Maret 2015.(Foto: VOA/Andylala)
Wakapolri Komjen Badrodin Haiti saat memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, 23 Maret 2015.(Foto: VOA/Andylala)

Wakapolri Badroidin Haiti mengatakan penyidik Polri Polri tengah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang terkait masalah pendanaan dan perekrutan untuk menjadi anggota ISIS.

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyatakan lima orang yang ditangkap oleh kepolisian di empat tempat di Jabotabek terlibat organisasi negara Islam (ISIS). Wakapolri Komisaris Jenderal Badroidin Haiti di Jakarta Senin (23/3) mengatakan, mereka ditangkap dengan bermacam alat bukti salah satunya adalah beberapa telepon genggam serta uang tunai rupiah dan dolar Amerika.

"Kita sedang lakukan pemeriksaan. Tetapi data awal yang kita dapatkan bahwa mereka memang terlibat dalam jaringan ISIS," kata Komisaris Jenderal Badroidin Haiti.

Badrodin Haiti menambahkan, saat ini tim penyidik Polri tengah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang itu diantaranya terkait masalah pendanaan dan perekrutan untuk menjadi anggota ISIS.

"Apakah memang terlibat dalam perekrutan, dalam pendanaan, atau mungkin dalam sosialisasi propagandanya mereka," imbuhnya.

Badrodin Haiti mengakui penyebaran kelompok ISIS tak hanya di wilayah Poso Sulawesi Tengah. Kantong kantong penyebaran pengikut ISIS sudah menyebar ke wilayah Jawa, NTB, dan Sulawesi Selatan.

"Kantong ISIS bukan hanya di Poso tetapi juga ada di daerah-daerah yang sebagian ada pengikut dan simpatisan ISIS. Jadi tidak hanya di Poso saja tapi ada di Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan," lanjut Komisaris Jenderal Badroidin Haiti.

Kepolisian, tambah Badrodin, telah berkoordinasi dengan pemuka agama Islam di sejumlah daerah untuk melarang perekrutan kelompok ISIS.

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menduga jaringan ISIS di Indonesia sudah ada sejak lama. Juru bicara BNPT Irfan Idris mengatakan wilayah Jawa Barat dan Banten secara turun temurun telah menjadi basis gerakan radikal dengan mengatasnamakan agama.

"Organisasinya mungkin atau kulitnya baru akhir-akhir ini, tapi semangatnya sudah lama. Bermetamorfosisnya Jamaah Ansharut Tauhid menjadi Jamaah Ansharut Daulah. Lalu ada jamaah Ansharut Syariah. Ada Jamaah Ansharut Tauhid dan lain sebagainya. Nah, semangat dan militansi itu sudah ada sejak dulu," kata Irfan Idris.

"Ya namanya atau kulitnya berganti lagi tapi semangatnya untuk melawan kebatilan menurut versi merek tetap ada. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di Jawa Barat itu banyak penanaman pencucian otak. Bahkan di salah satu wilayah Tangerang itu Tauhid Wal Jihad yang aktif melakukan latihan memanah dan melempar pisau," lanjutnya.

Irfan Idris menambahkan ajaran ISIS menyebar ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia melalui media internet. Irfan juga menjabarkan bahwa warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS, mayoritas sudah memiliki akar akan paham radikal.

Polda Metro Jaya dan Densus 88 menangkap lima tersangka yang terlibat dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Sabtu (21/3). Mereka adalah M Fachri, Aprianul Henri alias Mul, Jack lias Engkos Koswara, Muhamad Amin Mude, dan Fuqron. Kelima tersangka itu ditangkap di lokasi berbeda. Lokasi penangka[an itu ada;ah di Petukangan-Jakarta Selatan, Legenda Wisata-Kabupaten Bogor, Cisauk-Tangerang Selatan dan Tambun-Bekasi.

Dari penangkapan dan penggeledahan yang dilakukan, ditemukan sejumlah barang bukti, yaitu sembilan ponsel, dokumen atau surat kelengkapan seperti paspor dan tiket, laptop, dan eksternal hard disk. Ditemukan pula uang sebesar Rp 8 juta dan 5.000 dolar Amerika dari tangan tersangka M Fachri.

Tersangka M Fachri berperan sebagai pelaksana dalam pembinaan, pengarahan, dan perekrutan simpatisan. Dana yang disalurkan itu nantinya digunakan untuk kegiatan sukarelawan ISIS di Indonesia, yang akan berangkat ke Irak dan Suriah.

Recommended

XS
SM
MD
LG