Tautan-tautan Akses

PM Jepang: Krisis Nuklir Sangat Gawat


Militer Jepang menimba air laut untuk disirimkan ke dalam reaktor PLTN Fukushima Daiichi, Jumat (18/3).
Militer Jepang menimba air laut untuk disirimkan ke dalam reaktor PLTN Fukushima Daiichi, Jumat (18/3).

Peringkat krisis di reaktor nuklir Fukushima naik dari empat menjadi lima pada skala internasional tujuh poin insiden nuklir.

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan, krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi sangat gawat, sementara para petugas berusaha keras mencegah meluasnya bencana.

Kan mengatakan, Jumat, polisi, pemadam kebakaran, dan tentara mempertaruhkan nyawa untuk mendinginkan bahan bakar radioaktif di kompleks tersebut.

Para pejabat mengatakan, Jumat, peringkat krisis di reaktor nuklir Fukushima naik dari empat menjadi lima pada skala internasional tujuh poin insiden nuklir.

Petugas menyemprotkan air ke bangunan reaktor yang rusak, tetapi mereka harus membatasi lamanya keberadaan mereka di dalam kompleks itu karena tingginya tingkat radiasi. Para petugas juga mengulur kabel listrik darurat ke kompleks itu, untuk menggerakkan pompa air bertenaga listrik.

PM Jepang Naoto Kan mengatakan kepada rakyat Jepang hari Jumat, bersama-sama mereka akan menciptakan Jepang lagi dari awal.

Ia menambahkan, bencana gempa dan tsunami yang diikuti krisis nuklir merupakan ujian berat bagi rakyat Jepang, tetapi bangsa Jepang akan mengatasi tragedi dan mencapai kepulihan.

Negara ini mengheningkan cipta, Jumat, memperingati sepekan setelah gempa dan tsunami yang menewaskan lebih dari 6.400 orang. 10.000 orang belum ditemukan.

Kepolisian Jepang mengumumkan angka baru itu, Jumat, sementara para petugas pertolongan memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan para relawan berusaha keras menyampaikan makanan, air, selimut dan obat-obatan untuk ribuan orang yang tinggal di penampungan sementara.

Kelangkaan bahan bakar, kepadaman listrik dan suhu yang dingin membeku menghambat upaya bantuan. Kondisi memburuk di tempat-tempat penampungan, di mana lebih dari 300.000 orang tinggal. Para pejabat Kementerian Pertanian mengatakan mereka tidak dapat mengirim perbekalan cukup ke penampungan-penampungan.

XS
SM
MD
LG