Tautan-tautan Akses

Pil Pereda Nyeri Biasa Dapat Tingkatkan Risiko Serangan Jantung


Sebuah studi baru-baru ini menyimpulkan obat pereda nyeri yang biasa kita dapatkan tanpa resep dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Sebuah studi baru-baru ini menyimpulkan obat pereda nyeri yang biasa kita dapatkan tanpa resep dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Pil pereda nyeri yang digunakan secara luas dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung, sebagaimana yang diindikasikan sebuah studi baru-baru ini.

Menurut para peneliti di the University of Montreal Hospital Research Center (CRCHUM), obat anti radang non-steroid (NSAID) dapat meningkatkan risiko serangan jantung “sedini minggu pertama penggunaannya dan khususnya dalam bulan pertama sejak mengkonsumsi obat tersebut dalam dosis tinggi.”

Bentuk-bentuk obat NSAID yang biasa termasuk di antaranya diclofenac, ibuprofen, dan naproxen.

“Dengan mempertimbangkan awal dari risiko serangan jantung akut yang terjadi di pekan pertama dan tampaknya paling tinggi kemungkinannya dalam bulan pertama sejak konsumsi obat semacam itu dalam dosis tinggi, dokter harus mempertimbangkan risiko dan manfaat dari obat-obat NSAID sebelum memberikan obat tersebut, khususnya dalam dosis tinggi,” ujar para peneliti.

Studi-studi sebelumnya telah mengasosiakian peningkatan risiko serangan jantung dengan konsumsi obat-obatan NSAID, namun studi ini hanya mengamati waktu, dosis, dan jangka konsumsi obat-obatan semacam ini.

Untuk keperluan studi, para peneliti mengamati studi-studi yang dilakukan di waktu lampau terkait obat-obatan NSAID di Kanada, Finlandia, dan Inggris. Ada 446.763 orang yang diamati oleh studi ini, dan 61.640 di antaranya mengalami serangan jantung.

“Studi ini menemukan bahwa mengkonsumsi obat-obat NSAID dengan dosis berapapun untuk jangka waktu satu minggu, satu bulan, atau lebih dari satu bulan dikaitkan dengan meningkatnya risiko serangan jantung,” ujar para peneliti dalam sebuah pernyataannya.

Risiko terkena serangan jantung secara keseluruhan adalah antara 20 hingga 50 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi obat-obatan NSAID, ujar para peneliti.

“Untuk meletakkannya dalam perspektif, sebagai hasil dari meningkatnya, risiko serangan jantung oleh karena obat-obatan NSAID ini rata-rata sekitar satu persen setiap tahunnya,” tulis para peneliti. “Tipe analisis yang digunakan para peneliti memungkinkan mereka untuk menarik kesimpulan dengan tingkat probabilitas lebih dari 90 persen bahwa semua obat-obatan NSAID yang dipelajari terkait dengan meningkatnya risiko serangan jantung.”

Mereka menambahkan risiko meningkat sejalan dengan meningkatnya dosis dalam bulan pertama penggunaan. Peningkatan risiko tidak terjadi untuk durasi perawatan yang lebih panjang.

“Disarankan untuk waspada dalam mengkonsumsi obat-obatan NSAID dan disarankan konsumsinya sesingkat mungkin,” tulis para peneliti.

Para peneliti mengatakan studi ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor potensial lainnya terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung.

Studi ini dipublikasikan di jurnal BMJ pekan ini. [ww]

XS
SM
MD
LG