Tautan-tautan Akses

Pihak-pihak yang Bersaing di Libya Desak DK PBB Dukung Gencatan Senjata


Anggota komisi militer gabungan Libya bertemu untuk melakukan pembicaraan di Ghadames, oasis gurun sekitar 465 kilometer barat daya ibu kota Tripoli, 2 November 2020.
Anggota komisi militer gabungan Libya bertemu untuk melakukan pembicaraan di Ghadames, oasis gurun sekitar 465 kilometer barat daya ibu kota Tripoli, 2 November 2020.

Pihak-pihak yang bersaingan di Libya mengakhiri pembicaraan militer mereka dengan seruan kepada Dewan Keamanan PBB agar mengadopsi resolusi yang mengikat untuk menerapkan kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani bulan lalu, kata PBB.

Pembicaraan dua hari di kota Ghadames, yang berakhir Selasa malam, adalah negosiasi tatap muka pertama di Libya sejak serangan selama berbulan-bulan tahun lalu di ibu kota oleh pasukan yang setia kepada komandan militer yang berbasis di timur, Khalifa Hifter.

Kedua belah pihak sepakat untuk bertemu lagi di kota pesisir Sirte yang diperebutkan sekitar bulan November. Mereka juga akan membentuk sebuah subkomisi yang akan mengawasi kembalinya semua pasukan Libya ke kamp-kamp mereka, sebagaimana tercantum dalam kesepakatan gencatan senjata 23 Oktober yang dicapai di Jenewa, kata misi dukungan PBB di Libya.

“Ini adalah awal dari proses yang akan membutuhkan tekad, keberanian, kepercayaan diri, dan banyak kerja keras,'' kata kepala misi dukungan PBB untuk Libya, Stephanie Williams, yang memimpin pembicaraan Ghadames.

Ia mengatakan mereka telah membahas secara rinci mekanisme pemantauan untuk menerapkan perjanjian gencatan senjata, yang mencakup kepergian pasukan asing dan tentara bayaran dari negara kaya minyak itu dalam waktu tiga bulan.

Anggota komisi militer gabungan Libya berfoto bersama di Ghadames, oasis gurun sekitar 465 kilometer barat daya ibu kota Tripoli, 3 November 2020. (Foto: AFP)
Anggota komisi militer gabungan Libya berfoto bersama di Ghadames, oasis gurun sekitar 465 kilometer barat daya ibu kota Tripoli, 3 November 2020. (Foto: AFP)

Perjanjian tersebut juga menyerukan agar “kesepakatan militer soal pelatihan di dalam wilayah Libya'' dibekukan dan agar para peserta pelatihan asing meninggalkan negara itu. Misi itu tidak menyebutkan nama negara tertentu tetapi tampaknya merujuk ke Turki, yang telah mengirim pasukan dan tentara bayaran untuk berlatih dan bertarung bersama pasukan yang setia kepada pemerintah yang didukung PBB di wilayah barat Libya.

Libya terbagi antara pemerintah yang didukung PBB di ibu kota Tripoli, dan otoritas saingannya yang berbasis di timur. Kedua belah pihak didukung oleh berbagai milisi lokal serta kekuatan regional dan asing. Negara itu terjerumus dalam kekacauan setelah pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menggulingkan dan menewaskan diktator lama Moammar Gaddafi.

Kedua belah pihak mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengadopsi resolusi tentang implementasi kesepakatan gencatan senjata, yang oleh misi PBB disebut bersejarah.

Ribuan pejuang asing, termasuk dari Rusia, Suriah, Sudan dan Chad, telah dibawa masuk ke Libya oleh kedua belah pihak, menurut sejumlah pakar PBB. Di Jenewa bulan lalu, kedua belah pihak juga sepakat untuk bertukar tahanan dan membuka transit udara dan darat melintasi wilayah negara yang terbagi itu.

Pesawat penjabat utusan PBB untuk Libya di bandara di Ghadames, oasis gurun sekitar 465 kilometer barat daya ibukota Tripoli, 2 November 2020.
Pesawat penjabat utusan PBB untuk Libya di bandara di Ghadames, oasis gurun sekitar 465 kilometer barat daya ibukota Tripoli, 2 November 2020.


Williams mengatakan kedua pihak berharap bisa kembali membuka layanan penerbangan antara wilayah selatan Libya dan wilayah-wilayah lain di negara itu.

Ia juga mengatakan produksi minyak telah dilanjutkan setelah berbulan-bulan penutupan ladang-ladang minyak dan terminal-terminal oleh pihak-pihak yang setia kepada Hifter. Komandan militer yang berbasis di timur itu mengumumkan diakhirinya blokade minyak pada September lalu.

Mengutip data perusahaan minyak negara, National Oil Corporation Libya, Williams mengatakan produksi minyak kini telah mencapai 800.000 barel per hari. Sebelum serangan Hifter di Tripoli pada April 2019, produksi minyak Libya mencapai 1,2 juta barel per hari. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG