Tautan-tautan Akses

'Drone' Bermanfaat Angkut Sampel Darah dari Daerah Terpencil


Ahli patologi Timothy Amukele (kiri) bekerja sama dengan Robert Chalmers dan sejumlah insinyur lain untuk merancang sistem kurir menggunakan drone yang dapat mengangkut sampel darah ke lab untuk didiagnosa. (Foto: Johns Hopkins Medicine)
Ahli patologi Timothy Amukele (kiri) bekerja sama dengan Robert Chalmers dan sejumlah insinyur lain untuk merancang sistem kurir menggunakan drone yang dapat mengangkut sampel darah ke lab untuk didiagnosa. (Foto: Johns Hopkins Medicine)

Doktor biasanya ingin menguji sampel darah secepat mungkin, sebelumnya kualitasnya menurun. Dengan pesawat nirawak, mereka dapat memperoleh sampel darah yang tetap segar setelah diterbangkan selama 40 menit, menurut studi baru.

Kemungkinan sampel biologis dapat diangkut dengan aman dari daerah terpencil di Afrika dan negara-negara lain untuk diperiksa di laboratorium yang canggih adalah kabar baik, ujar Timothy Amukele, seorang ahli patologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland. Ia telah bekerja sama dengan Universitas Makerere di Uganda dalam proyek pesawat nirawak (drone).

Drone berukuran kecil dapat menjangkau daerah-daerah yang tidak terjangkau transportasi darat.

"Di tempat-tempat di mana ada tanah longsor, lumpur longsor dan tidak ada jalan atau lalu lintas yang macet atau bencana alam yang melumpuhkan jalan, dengan pesawat nirawak kita tidak harus khawatir mengenai itu," katanya.

Sampel darah sangat sensitif dan mudah rusak jika dibiarkan terlalu lama. Sampel juga dapat rusak akibat akselerasi tiba-tiba, seperti yang terjadi saat pesawat nirawak diluncurkan.

Amukele dan rekan-rekannya lalu muncul dengan ide sederhana. "Dapatkah pesawat tersebut digunakan untuk mengangkut sampel darah?"

Jawabannya adalah iya.

Para peneliti mengumpulkan enam sampel darah dari 56 orang dewasa yang sehat di rumah sakit Johns Hopkins, dan sampelnya dibawa dengan penerbangan drone selama satu jam. Separuh dari sampel dikemas untuk penerbangan untuk melindunginya dari kemungkinan bocor dan berbagai situasi penerbangan lainnya, termasuk kenaikan temperatur. Sampel-sampel tersebut lalu dimasukkan ke dalam drone, yang kemudian diluncurkan dalam beberapa kali penerbangan, berdurasi enam hingga 38 menit.

Sisa sampel dibawa ke lab dengan menggunakan alat transportasi lain. Amukele dan timnya menguji kedua kelompok sampel.

"Kami melakukan 33 jenis uji lab yang paling umum untuk kedua kelompok sampel dan membandingkannya. Mereka pada dasarnya sama. Jadi ini menunjukkan bahwa sampel darah dapat diterbangkan dengan pesawat nirawak tanpa khawatir akan rusak," katanya.

Temua ini diterbitkan di PLoS One.

Amukele mengatakan terdapat sejumlah keuntungan menggunakan pesawat nirawak berukuran kecil. Drone seperti itu dapat terbang sejauh 100 kilometer dalam waktu kurang dari sejam, lebih hemat biaya dibanding kendaraan darat seperti sepeda motor dan tidak berisiko terjebak kemacetan lalu lintas.

Langkah berikutnya adalah melakukan studi percontohan di Afrika, di mana di banyak tempat, klinik terletak puluhan kilometer jauhnya dari rumah sakit dengan laboratorium yang dapat melakukan uji darah.

XS
SM
MD
LG