Tautan-tautan Akses

Peritel Online China Kembangkan Drone dengan Daya Angkut Satu Ton


ARSIP – Sebuah drone tampak terbang di Shenzhen, China, 18 Desember 2015. Peritel online asal China, JD.com Inc menyatakan sedang mengembangkan drone dengan kemampuan untuk mengirim barang konsumsi dan hasil pertanian jarak jauh (foto: REUTERS/Bobby Yip)
ARSIP – Sebuah drone tampak terbang di Shenzhen, China, 18 Desember 2015. Peritel online asal China, JD.com Inc menyatakan sedang mengembangkan drone dengan kemampuan untuk mengirim barang konsumsi dan hasil pertanian jarak jauh (foto: REUTERS/Bobby Yip)

Sebuah drone dengan kemampuan daya angkut satu ton atau lebih untuk pengiriman jarak jauh rencananya akan dikembangkan oleh peritel online terbesar asal China, JD.com Inc.

Peritel online terbesar asal China, JD.com Inc., hari Senin mengumumkan rencana untuk mengembangkan drone dengan kemampuan daya angkut satu ton atau lebih untuk pengiriman jarak jauh.

Perusahaan itu menyatakan akan menguji drone di jaringan yang dikembangkannya untuk menjangkau provinsi Shaanxi yang terletak di China bagian utara. Drone tersebut akan mengangkut barang-barang konsumsi ke kawasan terpencil dan hasil pertanian ke kota-kota.

JD.com, dengan kantor pusat di Beijing, mengatakan perusahaan itu akan memulai pengiriman perdananya ke para pelanggannya dengan menggunakan drone yang lebih kecil di bulan November. Merek-merek e-commerce lain termasuk Amazon.com Inc. juga sedan menguji coba pengiriman barang dengan menggunakan drone.

“Kami memimpikan sebuah jaringan yang mampu mengangkut barang antar kota, dan bahkan antar provinsi secara efisien di masa mendatang,” ujar Wang Zhenhui, direktur utama kelompok usaha logistik milik JD.com dalam sebuah pernyataan.

JD.com mengoperasikan jaringan stasiun pengiriman barang milik sendiri di seluruh negeri dengan total karyawan 65.000 orang. Perusahaan itu mengatakan jumlah pelanggan regulernya mencapai 235 juta orang.

Drone adalah bagian dari respon industri terhadap tantangan perluasan pengiriman barang ke kawasan pedesaan dimana jarak menjadi salah satu hambatan di samping meningkatnya biaya pengiriman.

Pengiriman via drone di China dan negara-negara lainnya menghadapi hambatan termasuk adanya pembatasan pemanfaatan wilayah udara dan kebutuhan untuk menghindari tabrakan dengan burung dan hambatan-hambatan lainnya. Di Amerika Serikat, pihak berwenang mengizinkan penerbangan drone komersial hanya untuk keperluan eksperimen.

Muatan dengan bobot 1 ton lebih berat dari kemampuan daya angkut dari kebanyakan drone yang ada saat ini, meskipun beberapa di antaranya dapat mengangkut muatan hingga ratusan kilogram dan para produsen drone utama sedang mengusahakan untuk menciptakan drone dengan daya angkut lebih besar.

China adalah pusat dari manufaktur drone sipil terbesar di dunia, DJI, yang terletak di kota Shenzhen yang terletak di bagian selatan.

JD.com mengatakan jaringan pengiriman via drone yang direncanakannya di Shaanxi akan menjagkau radius 300 kilometer dan memiliki pangkalan drone di seluruh provinsi.

Perusahaan menyatakan mereka akan membangun kampus penelitian dan pengembangan bersama Xi'an National Civil Aerospace Industrial Base untuk mengembangkan dan memproduksi drone.

Sebelumnya JD.com melaporkan peningkatan penerimaan kuartal pertama sebesar 41,2 persen lebih dari setahun yang lalu menjadi 76,2 milyar yuan ($11,1 milyar). Perusahaan itu melaporkan penerimaan laba sebesar 843,1 juta yuan ($122,4 juta) dibandingkan kerugian yang diderita sebesar 864,9 juta yuan pada tahun sebelumnya. [ww]

XS
SM
MD
LG