Tautan-tautan Akses

Perempuan, Salah Satu Kelompok Paling Rentan dalam Pandemi Corona


Para perawat yang menangani pasien Covid-19 di Aceh (foto: ilustrasi). Perempuan Indonesia yang menjadi perawat diperkirakan sekitar 71 persen.
Para perawat yang menangani pasien Covid-19 di Aceh (foto: ilustrasi). Perempuan Indonesia yang menjadi perawat diperkirakan sekitar 71 persen.

Perempuan merupakan salah satu kelompok paling rentan di tengah pandemi virus corona. Meski demikian perempuan dinilai tetap memiliki peran besar dalam menanggulangi wabah ini.

Dalam pertemuan dengan delapan menteri luar negeri perempuan baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyoroti masih terus terjadinya diskriminasi terhadap perempuan saat pendemi virus corona, baik dari sisi ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan dan stimulus yang diberikan pemerintah, hingga potensi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Hal ini juga disorot Sekjen PBB Antonio Guterres ketika virus mematikan ini mulai menjangkiti negara-negara di luar China.

Dalam sebuah diskusi daring baru-baru ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan perempuan memiliki beban ganda dalam masa pandemi ini.

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga (courtesy: Facebook)
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga (courtesy: Facebook)

"Kondisi darurat wabah corona ini berpengaruh pada sisi kehidupan perempuan, baik secara sosial dan ekonomi. Pertama, pekerja perempuan sebanyak 31 persen di-PHK dan dirumahkan. Selama ini kadang mereka menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, bahkan kepala keluarga. Kini mereka beralih menjahit masker, APD, membuat handsanitizer yang dijual untuk mencukupi kebutuhan. Banyak juga pekerja migran perempuan yang pulang ke tanah air karena wabah corona dan kini menganggur. Selain itu, perempuan pekerja juga dibebani di rumah dengan adanya sistem belajar di rumah untuk anaknya. Dampaknya, wabah corona memberi beban ganda bagi perempuan. Tingkat stress yang tinggi berpotensi menimbulkan kekerasan gender atau KDRT. Perempuan dan anak menjadi korban," kata Puspayoga.

Namun tidak dapat dipungkiri besarnya peran yang sesungguhnya dapat dimainka perempuan dalam masa sulit ini, sebagaimana disampaikan Kepala BNPB yang ditunjuk menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo.

“'Data yang kami peroleh secara umun, peran perempuan dalam menangani covid Covid-19 sangat luar biasa. Perempuan Indonesia yang menjadi perawat sekitar 71 persen, sisanya 29 persen laki-laki. Sementara data global (WHO), menunjukan, perempuan perawat sekitar 70 persen. Ini melampaui peran prosentase global. Sedangkan prosentase dokter masih separuh perempuan yang menjadi dokter separuhnya.Perempuan memiliki peran luar biasa dan sangat strategis," ujar Doni.

Ketua DPR Puan Maharani
Ketua DPR Puan Maharani

Dalam kesempatan yang sama Ketua DPR Puan Maharani mendorong keterlibatan perempuan lebih jauh untuk mengatasi virus ini.

"Perempuan bukan saja kelompok yang terdampak besar wabah Covid-19 tetapi juga memiliki peran besar dalam melawannya. Perempuan memiliki peran yang signifikan di berbagai tempat. Mulai dari keluarga sebagai pendamping anak dan suami, memastikan pemenuhan gizi seimbang, penyedia kebutuhan keluarga agar tetap sehat,” tandas Puan.

Ia memuji keterlibatan organisasi-organisasi perempuan yang ikut mendorong perempuan memainkan peran sentral dengan memastikan pendidikan anak-anak, gizi keluarga hingga membuat masker dan APD yang dibutuhkan tenaga medis. [ys/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG