Tautan-tautan Akses

Perempuan Afghanistan Tuntut Pencairan Aset Negara di AS


Para perempuan Afghanistan berdemo menentang pembatasan yang dilakukan Taliban terhadapa para perempuan di negara itu, dalam sebuah aksi unjuk rasa di Kabul, pada 28 Desember 2021. (Foto: Reuters/Ali Khara)
Para perempuan Afghanistan berdemo menentang pembatasan yang dilakukan Taliban terhadapa para perempuan di negara itu, dalam sebuah aksi unjuk rasa di Kabul, pada 28 Desember 2021. (Foto: Reuters/Ali Khara)

Puluhan perempuan Afghanistan turun ke jalan-jalan di kota Kabul pada Rabu (29/12) menuntut pencairan aset negara tersebut yang dibekukan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus lalu.

Para pengunjuk rasa berbaris melalui jalanan di ibu kota sambil membawa poster dan meneriakkan slogan-slogan, menyerukan pengiriman bantuan untuk membantu mengatasi situasi ekonomi di negara yang bermasalah itu.

Pendanaan internasional untuk Afghanistan telah ditangguhkan dan miliaran dolar aset negara itu yang berada di luar negeri – sebagian besar di Amerika Serikat – telah dibekukan setelah Taliban menguasai negara tersebut.

Kurangnya pendanaan telah menghancurkan ekonomi Afghanistan dan menyebabkan meningkatnya kemiskinan, sementara kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan bencana kemanusiaan yang membayangi negara tersebut.

Pegawai negeri, mulai dari dokter hingga guru dan pegawai negeri sipil (PNS), sudah berbulan-bulan tidak mendapatkan gaji. Sementara pihak bank telah membatasi berapa banyak jumlah uang yang dapat ditarik oleh pemegang rekening.

Delapan puluh persen anggaran pembangunan Afghanistan berasal dari masyarakat internasional. Tanpa akses yang lebih besar pada pendanaan internasional ini, ekonomi Afghanistan kemungkinan akan berkontraksi sekitar 30 persen pada tahun ini, memicu lebih jauh terjadinya krisis kemanusiaan. [em/jm]

XS
SM
MD
LG