Tautan-tautan Akses

Peran Penting Perempuan Tegakkan Perdamaian Dunia


Menlu RI Retno LP Marsudi berfoto bersama 60 diplomat perempuan dalam acara "Regional Training on Women, Peace and Security", di Jakarta, Senin (8/4) (Foto: VOA/Ghita).
Menlu RI Retno LP Marsudi berfoto bersama 60 diplomat perempuan dalam acara "Regional Training on Women, Peace and Security", di Jakarta, Senin (8/4) (Foto: VOA/Ghita).

Kaum perempuan dinilai mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa menjadi agen perdamaian dunia. Sayangnya, peran kaum hawa dalam menegakkan perdamaian dan keamanan dunia masih sangat minim.

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan bahwa kaum perempuan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menegakkan perdamaian dan keamanan dunia karena memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki, yaitu insting keibuan yang secara alami dapat menciptakan perdamaian dengan cinta, kepedulian serta harmoni.

Berbekal modal itu sebenarnya perempuan memiliki potensi yang sangat berharga untuk berkontribusi lebih banyak lagi dalam menegakkan perdamaian dan keamanan dunia.

​"Ini yang saya yakini bahwa peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan harus berlanjut lebih kuat lagi. Kenapa? Perempuan dan anak-anak banyak yang terlibat dalam berbagai konflik dan dalam waktu yang bersamaan perempuan juga bisa berperan signifikan dan secara konstruktif dalam menciptakan perdamaian," ungkap Retno dalam acara "Regional Training on Women, Peace, and Security" di Jakarta, Senin (8/4).

Retno menyayangkan masih minimnya peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2018 menunjukkan hanya sekitar delapan persen perempuan yang menjadi juru runding dan sekitar dua persen yang menjadi mediator di PBB. Padahal kaum hawa, tambah Retno, memiliki kemampuan diplomasi yang tidak kalah dengan kaum laki-laki.

Menlu RI Retno LP Marsudi membuka acara "Regional Training on Women, Peace and Security, di Jakarta, Senin (8/4) (VOA/Ghita).
Menlu RI Retno LP Marsudi membuka acara "Regional Training on Women, Peace and Security, di Jakarta, Senin (8/4) (VOA/Ghita).

Oleh karena itu Kemlu RI menginisiasi pelatihan regional bagi diplomat perempuan dalam hal perdamaian dan keamanan dunia. Diharapkannya 60 diplomat perempuan yang berasal dari wilayah ASEAN, Timor Leste dan Papua Nugini bisa mengembangkan kapasitas mereka sebagai agen perdamaian dunia, dan juga termasuk mencegah konflik.

"Indonesia melakukan training ini untuk meningkatkan dan mengembangkan partisipasi perempuan dalam kapasitas merawat perdamaian dan keamanan dalam regional dan lebih luas lagi. Dalam inisiatif ini juga kita ingin meyakinkan bahwa peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan tidak hanya pengecualian tapi sebuah norma. Jangan pernah melupakan bahwa perempuan adalah agen yang efektif dalam menjaga perdamaian dan toleransi, perdamaian dan toleransi dimulai dari rumah, peran perempuan dalam menghargai satu sama lainnya tidak bisa diremehkan, sebagai pertahanan pertama untuk melawan ekstrimisme dan radikalisme," jelas Retno.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Kerja sama ASEAN Kemenlu RI Jose Tavares mengatakan pelatihan para diplomat perempuan yang dilakukan di Jakarta selama tiga hari ini, diharapkan bisa memperluas jaringan antara satu sama lain, sehingga semua pihak dari berbagai negara bisa secara bersama-sama menjaga dan menciptakan perdamaian dan keamanan. Sejumlah ahli dan narasumber yang berpengalaman pun didatangkan.

"Kita harapkan mereka yang datang dari Asean countries maupun Papua Nugini dan Timor Leste, akan ada jejaring diantara mereka. Dan ini juga tidak satu event yang dilakukan akan terus dilakukan. Filipina juga lakukan, mungkin negara lain di Asean juga melakukan dan ini kita harapkan akan terus diperbesar. Network tadi kita harapkan ada regional networking dari women mediators di kawasan. Suatu saat ini bisa jadi networking, jejaring dari SEA women mediators dan ini kalau udah ada di kawasan which is belum ada saat ini, ini bisa jadi linked, global network of women mediators. Negara lain sudah ada, Nordic sudah ada, jadi kita kita juga bisa ada women mediators di kawasan , women negosiators for peace, kemudian bisa link dengan kawasan lain global allieance, ini kan ide yang masih belum dikembangkan," papar Jose.

Menlu RI Retno LP Marsudi photo bersama dengan Duta Besar negara sahabat di Jakarta, Senin (8/4) (VOA/Ghita).
Menlu RI Retno LP Marsudi photo bersama dengan Duta Besar negara sahabat di Jakarta, Senin (8/4) (VOA/Ghita).

Salah satu narasumber dalam pelatihan ini yaitu Suster M. Brigitta Renyaan menyambut baik pelatihan yang dilakukan oleh Kemenlu. Perempuan yang berasal dari Kei, Maluku ini menjadi contoh nyata bahwa perempuan bisa menjadi agen perdamaian. Ketika terjadi konflik keagamaan di Ambon tahun 1999, Brigitta dan beberapa perempuan lain berusaha meredakan konflik tersebut dengan melakukan pendekatan kepada orang yang terlibat dalam konflik itu.

Ditambahkannya, bersama perempuan hebat lainnya, ia melakukan berbagai pelatihan khusus untuk lebih meningkatkan kualitas perempuan agar bisa lebih berkontribusi terhadap pembangunan, menjaga perdamaian dan keamanan dunia.

Peran Penting Perempuan Tegakkan Perdamaian Dunia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:28 0:00

"Tapi kami perempuan Ambon memilih tetap berada di situ karena menghentikan semuanya karena ini menyangkut hidup seharian, karena itu membuat pelatihan, merekrut anak-anak yang mungkin ikut berperang saat itu, di Ambon yang kristiani itu di istilahkan agas, yang muslim kelompok laskar cilik, dan itu kami berani mengumpulkan mereka untuk bagaimana menstop itu semua dengan pendidikan khusus untuk perempuan lalu mentransformasikan itu kepada masyarakat sendiri walaupun tantangannya besar karena saat itu orang-orang yang ingin melanggengkan , kami belum boleh menyatakan damai, mereka tidak mau dengar perdamaian, jadi sejak 6 Agustus 99 sampai dengan hari ini,saya tetap konsen karena saya merasa ini penting dan terus berjalan dengan kegiatan itu, dan tidak hanya di Ambon," pungkas Brigitta. (gi/em)

XS
SM
MD
LG