Tautan-tautan Akses

Penyintas Kamp Nazi Auschwitz Risau dengan Kebangkitan Antisemitisme


Seniman dan penyintas Holocaust, Frederick Terna, bekerja di studionya saat diwawancarai AFP di rumahnya di Brooklyn, New York City, 4 Desember 2019. (Foto: AFP)
Seniman dan penyintas Holocaust, Frederick Terna, bekerja di studionya saat diwawancarai AFP di rumahnya di Brooklyn, New York City, 4 Desember 2019. (Foto: AFP)

Saat Kanselir Jerman Angela Merkel mengunjungi Auschwitz untuk pertama kalinya pada hari ini, Jumat (6/12), Frederick Terna, seorang penyintas pembantaian Yahudi yang kini berusia 96 tahun, berada di rumahnya di New York. Dia mengungkapkan kekhawatirannya tentang kebangkitan antisemitisme.

Terna, yang tinggal di Amerika sejak 1952, tidak berusaha menjadi "suara hati dunia". Namun, dia prihatin dengan kesamaan yang dia lihat antara politik sekarang ini dan "nasionalisme sempit" pada 1930-an.

"Antisemitisme adalah masalah yang harus dihadapi dunia. Saya sudah terbiasa, ini bagian dari fungsi saya. Itu melatar-belakangi sepanjang waktu," katanya kepada kantor berita AFP.

Terna masih kanak-kanak di Praha ketika Nazi Jerman mencaplok bagian-bagian Cekoslowakia pada akhir 1938, sebelum menduduki negara itu pada tahun berikutnya, ketika Adolf Hitler memulai perjalanannya di Eropa.

Semua anggota keluarganya tewas dalam pembunuhan oleh Nazi selama Perang Dunia II.

Kamp kematian Auschwitz-Birkenau di Polandia yang diduduki Nazi adalah yang kamp ketiga dari empat kamp tempat Terna ditahan selama perang. Namun Terna mengatakan dia tidak memendam kebencian meskipun ia menderita.

Terna adalah nama alias yang dipilih ayahnya untuk menghindar dari Nazi. Dia tiba di Auschwitz pada musim gugur 1944 setelah ditahan di kamp Terezin, dekat Praha.

"Auschwitz tidak hilang. Sebagian diriku masih di Auschwitz," katanya, ketika ia diwawancarai di rumahnya di Brooklyn, New York. [ps/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG