Tautan-tautan Akses

Warga Masih Tak Peduli APD, Jumlah Kasus Covid-19 di Jatim Tetap Tinggi


Sebagian pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya di tengah pandemi virus corona, 10 Juni 2020. (Foto: AFP)
Sebagian pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya di tengah pandemi virus corona, 10 Juni 2020. (Foto: AFP)

Kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APB) yang masih rendah membuat kasus virus corona di Jawa Timur tetap tinggi.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Timur, dokter Achmad Romadhoni, mengatakan masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya penularan virus corona, dan menganggapnya sebagai konspirasi atau cerita bohong.

Hal itu ditandai dengan keengganan sebagian masyarakat memakai masker maupun pelindung wajah (face shield), karena tidak percaya bisa tertular virus corona. Achmad Romadhoni mengatakan, pola pikir di masyarakat seperti ini harus diubah, agar perebakan virus yang belum ada vaksinnya ini dapat dicegah.

“Apabila mereka masih tetap berpikir seperti ini, sampai kapan pun mereka tidak akan menggunakan masker, dan ini sangat berbahaya. Sebenarnya, menggunakan masker atau tidak, itu merupakan suatu kewajiban bagi kita," papar dokter Achmad Romadhoni.

Sekdaprov Jawa Timur memakaikan pelindung wajah kepada para pedagang dan pengunjung Pasar Oro-oro Dowo Malang, Selasa, 21 Juli 2020. (Foto: Humas Pemprov Jawa Timur).
Sekdaprov Jawa Timur memakaikan pelindung wajah kepada para pedagang dan pengunjung Pasar Oro-oro Dowo Malang, Selasa, 21 Juli 2020. (Foto: Humas Pemprov Jawa Timur).

Dia kembali menegaskan bahwa penggunaan masker boleh orang yang sakit bisa mencegah penularan ke orang lain yang sehat. Sebaliknya, orang sehat yang mengenakan masker juga akan terlindungi dari risiko penularan.

Pemakaian alat pelindung diri seperti masker, pelindung wajah maupun sarung tangan, sangat dianjurkan untuk mencegah penularan. Achmad Romadhoni menyebut, penanganan kasus corona dapat dipercepat lewat pemakaian APD, menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta penanganan medis.

Seorang anak memakai masker dan dan pelindung wajah saat hendak keluar rumah untuk mencegah penularan virus corona di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 21 Juli 2020. (Foto: Petrus Riski/VOA).
Seorang anak memakai masker dan dan pelindung wajah saat hendak keluar rumah untuk mencegah penularan virus corona di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 21 Juli 2020. (Foto: Petrus Riski/VOA).

“Kita menangani Covid-19 ini tidak hanya dengan pengobatan, tapi juga dengan non-pengobatan atau non-medis, yaitu apa, ya tadi dengan pola hidup sehat, memakai masker, face shield dan lain-lain, supaya apa, supaya kasus penularan atau sakitnya penderita ini tidak bertambah banyak,” ujar Achmad Romadhoni.

Sementara itu, Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS), Benazir Imam Arif Muttaqin, mengatakan kebutuhan alat pelindung diri (APD) di masa pandemi ini meningkat, tetapi masih banyak yang belum tersedia.

Warga Masih Tak Peduli APD, Jumlah Kasus Covid-19 di Jatim Tetap Tinggi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:18 0:00

Sedianya, ujar Benazir, hal ini menjadi peluang baru bagi warga untuk menjadi produsennya, selama tentunya tetap memenuhi syarat fungsional suatu produk, yaitu efektif mencegah transmisi virus. Selain itu, APD harus nyaman digunakan.

"Bisa dibayangkan kalau face shieldnya ini tidak nyaman dipakai, bagaimana masyarakatnya mau aware, mau memakai dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain kalau face shieldnya nyaman, tapi ternyata tidak efektif. Nah, ini kan percuma ya,” kata Benazir. [pr/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG