Tautan-tautan Akses

Pentagon: Kekuatan ISIS di Irak dan Suriah Hampir Pulih seperti Masa Jayanya


Jenderal Joseph Vottel, komandan U.S. Central Command dalam kunjungan di Manbij, Suriah bulan Juni lalu (foto: dok).
Jenderal Joseph Vottel, komandan U.S. Central Command dalam kunjungan di Manbij, Suriah bulan Juni lalu (foto: dok).

Kelompok ISIS mungkin jauh lebih tangguh, lebih kuat dan lebih berbahaya daripada yang dikatakan oleh para pejabat Amerika, karena kini kekuatan tempur mereka di Irak dan Suriah hampir mencapai kekuatan seperti pada puncaknya tahun 2015.

Setelah pengeboman yang boleh dikata terus menerus dilakukan pasukan sekutu pimpinan Amerika, dan tewasnya para pemimpin penting ISIS, kini diperkirakan jumlah pasukan ISIS antara 28.600 sampai 31.600 orang di Irak dan Suriah. Ini dikatakan oleh Departemen Pertahanan Amerika kepada Inspektur Jenderal Operation Inherent Resolve, nama operasi militer yang dilancarkan Amerika di Irak.

Pada masa jayanya tahun 2015, para pejabat intelijen Amerika memperkirakan pasukan ISIS berjumlah 33.000 orang di Irak dan Suriah, dan jumlah itu terus bertambah dengan ribuan orang lagi tiap bulannya, karena kedatangan para pendukung ISIS dari luar negeri.

Militan ISIS melakukan parade di Raqqa, Suriah pada masa kejayaan mereka tahun 2014 (foto: ilustrasi).
Militan ISIS melakukan parade di Raqqa, Suriah pada masa kejayaan mereka tahun 2014 (foto: ilustrasi).

Setelah menghabiskan 14,3 milyar dolar AS dan melancarkan lebih dari 24.000 serangan udara, pasukan koalisi pimpinan Amerika itu tidak banyak berhasil. Walaupun kekalifahan ISIS yang pernah berkuasa di sebagian Irak dan Suriah telah runtuh, usaha militer pimpinan Amerika itu tidak berhasil banyak dalam mengurangi kekuatan tempur ISIS.

Dalam laporan kwartal Inspektur Jenderal itu, mengutip angka-angka dari Departemen Pertahanan, kekuatan ISIS di Irak kini diperkirakan mecapai 17.000 orang. Tigabelas ribu sampai empatbelas ribu limaratus lainnya aktif di Suriah, kata laporan itu, dan hanya antara 4.000 sampai 6.000 orang yang berada di kawasan operasi Amerika di Irak bagian utara. Sisanya beroperasi di kawasan-kawasan yang dikuasai pasukan Suriah serta sekutu-sekutunya dari Iran dan Russia.

“Kalau dilihat sepintas, pemerintah Amerika mengatakan bahwa ISIS kini punya jumlah pejuang yang sama di Irak dan Suriah sama seperti ketika operasi pengeboman dimulai,” kata Thomas Joscelyn, seorang pejabat senior pada Foundation for Defense of Democracies.

“Laporan Pentagon itu mengatakan ISIS tampaknya mampu mengganti seluruh jajaran komandonya, walaupun harus bertempur melawan banyak musuh di kedua negara itu,” kata Joscelyn lagi.

Ia menambahkan bahwa pada tahun 2017 Pentagon mengklaim telah menewaskan 70.000 pejuang ISIS dalam kampanye pengeboman dan serangan-serangan lainnya.

Perkiraan kekuatan ISIS di Irak dan Suriah itu sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh sebagian pejabat secara terbuka sebelum ini.

“Saya tidak akan membuat perkiraan tentang berapa lama operasi ini akan berlangsung. Yang bisa saya katakan adalah, operasi akan berhenti setelah selesai,” kata Jenderal Joseph Vottel, komandan U.S. Central Command kepada wartawan minggu lalu, tentang usaha pasukan koalisi untuk menguasai benteng ISIS yang terakhir di Suriah.

“Pertempuran yang berat masih ada di depan mata, hanya itu yang bisa saya katakan,” kata Menteri Pertahanan Jim Mattis sehari sebelumnya. “Saya tidak akan menyatakan kita menang sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi,” tambahnya. [ii]

XS
SM
MD
LG