Tautan-tautan Akses

Pengungsi Hadapi Tantangan Hidup di Luar Kota Besar Australia


Anggota LSM lingkungan hidup Greenpeace membentangkan spanduk bertuliskan “#LET THEM STAY” (Biarkan Mereka Tinggal), di depan Gedung Opera di Sydney, Australia, 14 Februari 2016.
Anggota LSM lingkungan hidup Greenpeace membentangkan spanduk bertuliskan “#LET THEM STAY” (Biarkan Mereka Tinggal), di depan Gedung Opera di Sydney, Australia, 14 Februari 2016.

Meskipun ada seruan untuk lebih banyak memukimkan migran dan pengungsi di luar kota-kota besar di Australia, data baru menunjukkan, sulit bagi mereka mencari kerja. Pengungsi yang dibawa oleh program kemanusiaan khusus 2015 dari Suriah dan Irak yang pindah ke wilayah Queensland, Australia, mengalami masalah mendapat pekerjaan. Hanya satu dari lima orang yang dipekerjakan, dan sebagian telah meninggalkan rencana awal mereka dan pindah ke kota besar.

Selama 18 bulan terakhir, Dalya Banani, seorang pengungsi Irak, telah tinggal bersama keluarganya di Kota Toowoomba, Queensland, 125 km barat ibu kota negara bagian, Brisbane. Dia dimukimkan kembali di Australia dalam program 2015 yang memberi perlindungan darurat kepada 12.000 orang yang terkena dampak konflik di Irak dan Suriah.

Dia mengatakan, tertarik pada program itu karena keselamatan dan kesempatan kerja. Tetapi, dia sekarang pindah ke Sidney karena sulit mendapat pekerjaan di Toowoomba.

“Sebenarnya kami suka tinggal di Toowoomba, tetapi kami butuh pekerjaan. Suami saya tidak menemukan pekerjaan karena bahasa Inggrisnya, dan dia di Irak bekerja di perusahaan minyak selama 19 tahun," kata Banani.

"Jika dia ingin memulai di bidang yang sama, dia mungkin membutuhkan lima tahun untuk belajar bahasa Inggris dan bekerja di perusahaan minyak di sini. Dia sekarang berusia 45 tahun dan, Anda tahu, kami tidak punya uang,” ujarnya lagi.

Statistik dari University Technology Sydney (UTS) menunjukkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan pengungsi di wilayah Queensland, termasuk Kota Logan dan Toowoomba. Sekitar 3.500 pengungsi Suriah dan Irak telah dimukimkan kembali di pusat-pusat di Queensland.Jock Collins adalah seorang profesor Ekonomi Sosial di UTS.

“Dari orang-orang yang kami wawancarai hanya sekitar 20 persen telah mendapat pekerjaan, dan lebih sedikit mendapat pekerjaan di kota Logan dan Toowoomba daripada di Brisbane. Masalah utama di sini, meskipun sebagian besar masih mengikuti kursus bahasa Inggris,” kata Collins.

Masalah bahasa hanya sebagian kisah dari banyak pengungsi Suriah dan Irak. Banyak yang membutuhkan perawatan medis sebelum mereka berpikir untuk mencari pekerjaan, sementara sebagian lainnya menderita akibat penyiksaan dan trauma yang masih membekas.

Pemerintah Australia dan badan amal menawarkan berbagai layanan pemukiman kembali, termasuk biaya kursus bahasa dan bimbingan mencari pekerjaan.

Jumlah pengungsi yang diterima Australia setiap tahun bervariasi. Pada 2016, Australia memberi visa perlindungan kepada lebih dari 24 ribu pengungsi. Pada 2015 jumlahnya 17.500.

Para politisi tengah-kiri Australia percaya bahwa kuota pengungsi tahunan harus ditingkatkan menjadi 50 ribu orang. [ps/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG