Tautan-tautan Akses

Pengujian Artemisinin, untuk Pasien Kebal Malaria


Seorang penderita malaria di sebuah rumah sakit di Pailin, Kamboja barat (foto:dok).
Seorang penderita malaria di sebuah rumah sakit di Pailin, Kamboja barat (foto:dok).

Walaupun artemisinin diakui semakin kurang efektif, peneliti berharap pengujian atas obat paling efektif yang tersedia saat ini untuk infeksi yang ditularkan nyamuk, bisa membantu pasien yang kebal terhadap obat malaria.

Lebih dari 200 juta orang terjangkit malaria setiap tahunnya , dan korban yang meninggal mencapai 1,2 juta orang. Sebagian besar terjadi di sub-Sahara Afrika.

Meskipun obat-obatan yang mengandung artemisinin saat ini paling efektif untuk mencegah malaria , parasit penyebab penyakit itu mulai kebal.

Rick Fairhurst , seorang peneliti klinis pada US National Institutes of Health di Maryland , mengatakan sebagian besar penderita malaria biasanya disembuhkan dengan tiga dosis artemisinin dalam tiga hari.

"Yang kita saksikan sekarang adalah pasien-pasien itu di Pursat tempat saya bekerja, sekitar 60 persen masih mengidap parasit malaria setelah 72 jam , yang menunjukkan bahwa parasit ini bisa bertahan dalam tubuh pasien , sehingga mereka a tidak sembuh," kata Fairhurst.

Provinsi Pursat adalah daerah di Kamboja barat.

Fairhurst, bersama tim periset Kamboja dan Perancis , mengembangkan sebuah tes darah cepat untuk mengukur seberapa cepat parasit malaria dalam sampel darah menjadi tidak aktif atau lemah karena bahan aktif dalam artemisinin .

Kelangsungan hidup parasit itu diukur 72 jam setelah terpapar artemisinin. Jika parasit masih aktif setelah 72 jam para periset yakin parasit itu kebal terhadap obat tersebut.

Para periset mengukuhkan temuan itu pada pasien-pasien yang terjangkit malaria . Parasit dalam sampel darah yang diambil dari orang yang kebal obat hanya sedikit bereaksi pada artemisinin .

Tes semacam ini dapat membantu pejabat kesehatan masyarakat mengidentifikasi wilayah-wilayah yang kebal obat dan wilayah penyebarannya.

Fairhurst mengatakan tes darah itu juga bisa digunakan untuk mengikuti perkembangan orang-orang yang diobati dengan artemisinin .

Fairhurst mengatakan ada beberapa obat anti malaria yang lebih baru dan lebih mahal yang bisa digunakan tapi para pakar khawatir obat-obat itu akhirnya juga bisa tidak efektif melawan parasit itu .

Artikel mengenai tes darah cepat untuk malaria yang kebal artemisinin ini diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases .
XS
SM
MD
LG