Tautan-tautan Akses

Penguasa Militer Mesir Percepat Pelaksanaan Pemilu Presiden


Unjuk rasa berbuntut kerusuhan di Kairo dan Suez memicu percepatan pelaksanaan Pemilu di Mesir (foto: dok).
Unjuk rasa berbuntut kerusuhan di Kairo dan Suez memicu percepatan pelaksanaan Pemilu di Mesir (foto: dok).

Pencalonan untuk kandidat presiden Mesir akan diterima mulai tanggal 10 Maret, satu bulan lebih cepat dari yang direncanakan semula.

Penguasa militer Mesir telah mempercepat persiapan untuk pemilu presiden setelah demonstrasi-demonstrasi yang menyerukan transisi lebih cepat dari pemerintah militer menjadi sipil.

Kantor berita resmi MENA hari Senin mengatakan pencalonan untuk kandidat presiden akan diterima mulai tanggal 10 Maret, satu bulan lebih cepat dari yang direncanakan. Penguasa militer Mesir telah berjanji akan mengadakan pemilu presiden bulan Juni, tapi mempercepat proses pencalonan sehingga memungkinkan pemilu lebih awal.

Pemilu itu akan menjadi pemilihan presiden pertama Mesir sejak pergolakan tahun lalu yang menyingkirkan pemimpin Hosni Mubarak yang lama berkuasa.

Para aktivis oposisi yang ingin mengakhiri kekuasaan militer melempar batu ke arah polisi yang menjaga kementrian dalam negeri, hari Senin sementara polisi menembakkan gas air mata dan memasang penghalang beton untuk menghalau demonstran dari gedung itu. Petugas medis mengatakan satu orang tewas dan menambah jumlah korban tewas selama lima hari kerusuhan anti pemerintah menjadi 13.

Demonstrasi yang disertai kekerasan pecah di Cairo dan kota Suez setelah kerusuhan sepak bola 1 Februari menewaskan 74 orang di kota Port Said. Para aktivis oposisi menuduh penguasa militer dan polisi lalai dan terlibat.

Dalam perkembangan lain, hari Senin gedung putih mengatakan penumpasan pemerintah Mesir atas penganjur asing dan aktivis pro demokrasi bisa menghambat bantuan Amerika untuk Mesir.

Wakil asisten Menlu Amerika urusan hubungan Timur Dekat Aaron Snipe mengatakan Amerika berharap pembicaraan dengan pemerintah Mesir akan membantu pejabat memahami lebih baik pekerjaan organisasi non pemerintah.

Salah satu dari 19 warga Amerika yang akan diadili adalah Sam LaHood, anak lelaki Menteri Pengangkutan Amerika Ray LaHood. Kantor Jaksa Mesir hari Senin mengatakan sekurangnya lima orang Amerika termasuk LaHood, dilarang meninggalkan negara itu sementara yang lainnya sudah meninggalkan Mesir.

XS
SM
MD
LG