Tautan-tautan Akses

Pengadilan Rusia Diminta Tak Bubarkan Kelompok HAM Memorial


Seorang pria melewati kantor organisasi HAM Memorial di Moskow, pada 21 November 2012. Tampak coretan bertuliskan "agen asing (cinta) AS" terpampang di gedung kantor tersebut. (Foto: AP/Misha Japaridze)
Seorang pria melewati kantor organisasi HAM Memorial di Moskow, pada 21 November 2012. Tampak coretan bertuliskan "agen asing (cinta) AS" terpampang di gedung kantor tersebut. (Foto: AP/Misha Japaridze)

Para pembela kelompok hak asasi paling terkemuka di Rusia, Memorial, hari Kamis (25/11) mendesak Mahkamah Agung untuk tidak membubarkan kelompok itu, dengan mengatakan langkah itu akan menandai hari yang kelam bagi negara itu.

Memorial digugat ke pengadilan karena dugaan pelanggaran penunjukkannya sebagai “agen asing,” suatu ancaman terbesar bagi kelompok itu sejak didirikan oleh para pembangkang Uni Soviet pada 1989. Peraih anugrah Nobel Perdamaian Andrei Sakharov adalah salah seorang pendiri Memorial.

Sebagai pilar masyarakat sipil Rusia, Memorial telah mengumpulkan arsip kejahatan era Uni Soviet dan tanpa kenal lelah berkampanye untuk penegakan hak asasi di Uni Soviet.

Jaksa telah meminta Mahkamah Agung untuk membubarkan Memorial International, yang merupakan struktur pusat kelompok itu, atas dugaan kegagalan menggunakan label “agen asing” seperti yang disyaratkan oleh undang-undang yang mengatur tentang kelompok yang menerima dana dari luar negeri.

Langkah itu memicu kemarahan luas, di mana para pendukung mengatakan pembubaran Memorial akan mengisyaratkan berakhirnya era demokratisasi Rusia pasca Uni Soviet.

Hal ini terjadi pada tahun yang sama di mana telah Rusia telah melakukan tindakan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap para penentang Presiden Vladimir Putih, termasuk pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny dan larangan beroperasi bagi organisasinya.

Selama persidangan, yang berlangsung beberapa jam sebelum ditangguhkan kembali hingga 14 Desember, jaksa menuduh Memorial telah secara “sistematis” gagal menggunakan label agen asing dan berusaha menyembunyikan statusnya.

Lebih dari 100.000 orang menandatangani petisi di internet meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan kasus itu. [em/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG