Tautan-tautan Akses

Pengadilan Israel Setujui Ekstradisi Mantan Guru yang Lecehkan Murid di Australia


Malka Leifer, mantan kepala sekolah Australia yang dicari di Australia karena dicurigai melakukan pelecehan seksual terhadap siswa, dikawal penjaga Layanan Penjara Israel, saat berjalan di koridor gedung Pengadilan Distrik di Yerusalem, 14 Februari 2018. (Foto: dok).
Malka Leifer, mantan kepala sekolah Australia yang dicari di Australia karena dicurigai melakukan pelecehan seksual terhadap siswa, dikawal penjaga Layanan Penjara Israel, saat berjalan di koridor gedung Pengadilan Distrik di Yerusalem, 14 Februari 2018. (Foto: dok).

Sebuah pengadilan di Israel, Senin (21/9), menyetujui ekstradisi seorang mantan guru yang diburu Australia atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Keputusan tersebut melicinkan jalan bagi terselenggaranya pengadilan terhadap guru perempuan itu di Australia setelah enam tahun pertikaian hukum.

Malka Leifer, mantan guru yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa siswinya, telah sejak 2014 berjuang lewat jalur hukum untuk menolak ekstradisinya. Leifer bersikeras menyatakan ia tidak bersalah, dan pergulatan hukum terkait ekstradisinya telah menegangkan hubungan antara Israel dan Australia.

Sebelumnya bulan ini, Mahkamah Agung Israel menolak banding yang diajukan pengacara Leifer atas keputusan sebuah pengadilan Yerusalem yang menyatakan Leifer fit untuk menghadapi pengadilan. Pada Senin (21/9), Pengadilan Distrik Yerusalem memutuskan bahwa Leifer dapat diekstradisi ke Australia untuk menghadapi 74 dakwaan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Proses ekstradisi kini hanya memerlukan perintah dari menteri kehakiman Israel.

Tim pengacara Leifer mengatakan, mereka akan mengajukan banding atas perintah ekstradisi itu ke Mahkamah Agung.

Para pengecam, termasuk para tersangka korban Leifer, menuduh pihak berwenang Israel lambat menangani kasus itu sehingga proses hukumnya berlangsung bertahun-tahun.

Jaksa penuntut Avital Ribner Oron mengatakan, Leifer telah menjalani semua usaha untuk menghindari dan memperlambat ekstradisi, namun pengadilan kini mengakhiri usahanya dan ia dinyatakan bisa diekstradisi ke Australia. β€œIni merupakan keputusan penting bagi aturan hukum, bagi kerjasama internasional, dan terutama bagi para korban kejahatan Malka Leifer,” kata Oron.

Sebelumnya tahun ini, sebuah panel psikiatris Israel menyatakan, Leifer telah berbohong mengenai kondisi mentalnya yang membuatnya tidak fit untuk menghadapi pengadilan. Temuan ini mendorong Kementerian Kehakiman Israel untuk mempercepat proses ekstradisinya.

Tiga perempuan bersaudara-- Dassi Erlich, Nicole Meyer dan Elly Sapper – menuduh Leifer melakukan tindakan seksual tidak semestinya terhadap mereka sewaktu mereka masih menjadi pelajar di sebuah sekolah ultraortodoks di Melbourne. Mereka mengatakan, selain mereka bertiga, masih ada sejumlah korban lain. Leifer sendiri saat itu menjabat sebagai kepala sekolah. [ab/uh]

​
XS
SM
MD
LG