Tautan-tautan Akses

Pengacara Trump Akan Ajukan Pembelaan Hanya Dalam Satu Hari


Dari kiri: David Schoen, Bruce Castor dan Michael van der Veen, pengacara mantan Presiden Donald Trump, tiba di Capitol pada hari ketiga sidang pemakzulan kedua Trump di Gedung Senat AS, Washington, D.C., Kamis, 11 Februari 2021. (Foto AP / Jose Luis Magana)
Dari kiri: David Schoen, Bruce Castor dan Michael van der Veen, pengacara mantan Presiden Donald Trump, tiba di Capitol pada hari ketiga sidang pemakzulan kedua Trump di Gedung Senat AS, Washington, D.C., Kamis, 11 Februari 2021. (Foto AP / Jose Luis Magana)

Para pengacara mantan presiden AS Donald Trump mengatakan mereka hanya perlu satu hari untuk mengemukakan kasus klien mereka dalam sidang pemakzulannya di Senat AS.

Para pengacara Trump akan mengajukan pembelaan bagi mantan presiden itu hari Jumat tanpa menghadirkan kesaksian Trump, yang menolak mengikuti persidangan itu.

Pembelaan itu menyusul presentasi selama dua hari oleh sejumlah anggota Demokrat di DPR yang mengaitkan retorika Trump pada rapat umum 6 Januari dengan tindakan massa yang menguasai gedung Kongres AS (Capitol) tidak lama setelahnya, dalam upaya menghalangi sertifikasi hasil pemilihan presiden 2020.

Dalam langkah yang tidak biasa hari Kamis (11/2), tiga senator dari partai Republik Lindsey Graham, Ted Cruz dan Mike Lee, yang menjadi juri dalam persidangan itu, menemui para pengacara Trump.

Salah satu pengacara mantan Presiden Trump, David Schoen. (Foto: dok).
Salah satu pengacara mantan Presiden Trump, David Schoen. (Foto: dok).

CNN melaporkan bahwa David Schoen, salah seorang pengacara Trump, mengatakan para legislator itu ingin memastikan bahwa tim pembela Trump “memahami prosedur” sebelum mempresentasikan pembelaan hari Jumat.

Trump dikabarkan kecewa dengan kinerja pengacaranya – Schoen dan Bruce Castor – yang direkrut setelah tim hukum pertama mantan presiden itu mundur tidak lama sebelum sidang dimulai.

Para jaksa pemakzulan hari Kamis (11/2) berpendapat bahwa ada bukti “jelas dan melimpah” bahwa mantan presiden Trump menyulut pemberontakan dengan mengirim sekumpulan massa pendukungnya ke Capitol bulan lalu untuk menghadapi para legislator yang akan mengukuhkan bahwa ia kalah dalam pemilu November lalu dari kandidat Demokrat, Joe Biden.

Jamie Raskin di Gedung Capitol, Washington, D.C. (Foto: dok).
Jamie Raskin di Gedung Capitol, Washington, D.C. (Foto: dok).

Dalam argumen penutup, ketua tim manajer pemakzulan, anggota DPR Jamie Raskin dari Maryland, mengatakan kepada 100 anggota Senat yang menjadi juri bahwa mereka harus menggunakan “akal sehat mengenai apa yang terjadi di sini.”

“Prinsip dasarnya adalah tak seorang pun yang boleh memicu kerusuhan” dalam demokrasi Amerika, kata Raskin.

Tetapi ia berpendapat bahwa Trump mendesak ratusan pendukungnya agar berpawai ke Capitol pada 6 Januari dan kemudian, sewaktu mereka menyerbu gedung itu, memecahkan jendela, mengobrak-abrik kantor dan bentrok dengan polisi, “tidak melakukan apapun selama sedikitnya dua jam” untuk mengakhiri kerusuhan yang menyebabkan lima orang tewas, termasuk seorang polisi Capitol.

“Ia mengkhianati kita,” kata Raskin mengenai pemimpin AS itu, yang masa jabatan empat tahunnya berakhir pada 20 Januari sewaktu Biden dilantik sebagai presiden ke-46 Amerika. “Ia menyulut pemberontakan dengan kekerasan terhadap pemerintah kita. Ia harus dinyatakan bersalah.”

Raskin dan delapan manajer pemakzulan lainnya, semuanya anggota DPR dari fraksi Demokrat, mengakhiri pembeberan kasus mereka setelah sekitar 12 jam dalam dua hari mengemukakan argumen dan bukti mengenai Trump.

Mereka menampilkan puluhan cuitan Trump di layar-layar televisi di ruang Senat dari beberapa pekan menjelang pemilu, dengan mengemukakan klaim bahwa satu-satunya cara ia kalah dari Biden adalah jika pemilu itu dicurangi. Ia kemudian mengeluarkan lebih banyak lagi cuitan dengan klaim tanpa dasar setelah pemilu bahwa ia telah dicurangi hingga gagal meraih satu masa jabatan lagi di Gedung Putih.

Para manajer pemakzulan DPR juga memperlihatkan serangkaian klip video di mana perusuh mengamuk memasuki kompleks Capitol, sebagian besar dari mereka meneriakkan “Gantung Mike Pence!” sewaktu mereka memburu tanpa hasil wakil presiden Trump itu, yang menolak mengabulkan permintaan Trump agar menghalangi sertifikasi kemenangan Biden.

Pemberontak lainnya menyerbu kantor Ketua DPR Nancy Pelosi, berusaha untuk membunuh lawan politik lama Trump itu. Tetapi para petugas keamanan mengawal Pence ke ruang terpencil di Capitol dan membawa Pelosi ke tempat aman di luar Capitol, yang kerap dianggap sebagai simbol demokrasi Amerika itu.

Para pengacara Trump secara luas mengklaim bahwa pidato Trump pada rapat umum tidak lama sebelum amukan di Capitol, di mana Trump mendesak para pendukungnya untuk “fight like hell” atau berjuang mati-matian, merupakan retorika politik yang diperbolehkan, yang diizinkan oleh Amandemen Pertama Konstitusi mengenai perlindungan kebebasan berbicara.

Diana DeGette di Gedung Capitol, Washington, D.C. (Foto: dok).
Diana DeGette di Gedung Capitol, Washington, D.C. (Foto: dok).

Tetapi Raskin mengatakan kepada Senat, “Apa yang disebut perilaku yang dapat dimakzulkan kalau bukan ini? Kalau Anda tidak mendapati Trump melakukan tindak pidana berat dan perbuatan tercela (standar bagi pernyataan bersalah atas tuduhan pemakzulan) Anda telah menetapkan standar baru yang sangat buruk bagi perilaku presiden.”

Manajer pemakzulan lainnya, Diana DeGette, mengutip banyak pemberontak yang menyerbu Capitol AS itu yang menyatakan mereka bertindak atas permintaan Trump.

Ia mengatakan massa “meyakini panglima tertinggi memerintahkan mereka. Pemberontak menjelaskan kepada polisi bahwa mereka hanya mengikuti perintah presiden.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG